Janjian di Skype, Satu Cara Bunuh Diri yang Marak di Jepang
Keinginan bunuh diri karena mengalami banyak penderitaan hidup di Jepang sebenarnya bukan hanya kesulitan
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Keinginan bunuh diri karena mengalami banyak penderitaan hidup di Jepang sebenarnya bukan hanya kesulitan hidup saja yang dialami. Ada semacam perasaan di antara warga Jepang bahwa siapa tahu kalau meninggal sekarang, karena memang membawa karma yang buruk.
Tapi kalau bunuh diri sekarang, menghabiskan usia saat ini, siapa tahu bisa reinkarnasi hidup sebagai manusia baru dengan karma yang baik nantinya. Inilah juga salah satu pemikiran bunuh diri yang berusaha melihat masa depan, siapa tahu bisa hidup lebih baik lagi dengan tujuh kehidupan yang lain.
Lalu kembali lagi kini mengenai bunuh diri, bagaimana cara lain untuk bunuh diri? Dengan menggunakan gas beracun atau pun gas dari asap mobil saja dimasukkan ke dalam mobil yang ditutup rapat. Gas karbon monooksida ini akan membunuh kita. Bahkan ada situs menyarankan biar enak bunuh dirinya, jangan lupa minum pil tidur terlebih dulu. Kalau pun tak minum pil tidur pun bisa saja meninggal bunuh diri tetapi mungkin agak menderita sedikit.
Di Jepang banyak sekali situs, tentu dalam bahasa Jepang, yang menjelaskan berbagai cara mengenai bunuh diri. Bahkan ada yang sampai rinci memberitahukan cara-caranya, persiapannya dan sebagainya. Demikian pula situs yang mengajak sama-sama bunuh diri, janjian, dan mengajak yang lain, sama sekali tidak kenal, hanya kenalan lewat internet saja, berlokasi berjauhan, missal yang satu di Hokkaido, satu orang lagi di Okinawa. Sama-sama janjian tanggal sekian, hari tertentu jam sekian sama-sama bunuh diri.
Cara janjian tersebut di depan komputer mungkin bisa bersama-sama dengan cara bunuh diri memotong urat nadi pergelangan tangan kita sendiri. Inilah cara bunuh diri ke-6 yang juga banyak dilakukan agar bisa bersama-sama bunuh diri pada saat atau waktu yang dijanjikan bersama.
Darah yang keluar dari urat nadi, pergelangan tangan yang putus, membanjiri ruangan bunuh diri, tubuh menjadi lemas karena kekurangan darah dan lama-lama meninggal.
Dengan kecanggihan teknologi saat ini, komunikasi satu sama lain tak perlu lagi menggunakan ketik keyboard computer tetapi sudah bisa tersambung menggunakan program Skype yang gratisan. Takut dibilang bohong, maka koneksi pakai Skype jelas memperlihatkan kedua pihak sama-sama bunuh diri karena ada suara dan ada gambar bisa jelas terlihat satu sama lain.
Mereka mereka bunuh diri melakukan demikian, janjian sama-sama bunuh diri? Salah satu penyebab karena dilarang menikah oleh orangtua yang menentang pernikahan mereka sampai kapan pun. Seperti cerita Romeo dan Juliet, keduanya bunuh diri bersama pada waktu bersamaan di kamar mereka masing-masing. Bagi orang lain mungkin melihat sebagai hal yang romantis karena cinta, tetapi orang lain lagi mungkin menyatakan “gila sekali” perbuatan mereka sampai sama-sama bunuh diri. Tapi kenyataan itulah yang pernah terjadi di Jepang.
Mereka yang bunuh diri mungkin percaya, dengan cara demikian di kehidupan yang lain mereka bisa bebas bersama-sama. Bukan di dunia ini kehidupan cinta mereka. Entahlah apa yang dipikirkan, yang jelas mungkin bagi yang masih ingin menikmati kehidupan di dunia sebaiknya tidak menjadi contoh hal-hal tersebut.
(Bersambung)