10 Obyek Terekam Satelit Jepang Kemungkinan Serpihan Malaysia Airlines
Obyek-obyek tersebut terlihat di perairan terpencil sekitar 2.500 kilometer dari barat daya Perth, kata Cabinet Satellite Intelligence Center.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah gambar dari satelit Jepang menunjukkan adanya sekitar 10 obyek mengambang, yang "sangat mungkin" berasal dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang, di Samudera Hinda di sebelah barat Australia. Pemerintah Jepang mengumumkan hal itu, Jumat (28/3/2014).
Obyek-obyek tersebut terlihat di perairan terpencil sekitar 2.500 kilometer dari barat daya Perth, kata Cabinet Satellite Intelligence Center.
Gambar-gambar itu direkam oleh sebuah satelit "pengumpulan informasi" Jepang pada hari Rabu antara pukul 00.00 GMT sampai 06.00 GMT (atau Kamis pukul 07.00 WBI hingga pukul 13.00 WIB).
"Ini merupakan daerah yang dekat dengan tempat di mana obyek-obyek sebelumnya ditemukan oleh sejumlah satelit lainnya," kata Shinichiro Maki di kantor pemerintah.
Benda-benda itu sangat mungkin merupakan bagian dari pesawat MH370 yang hilang, mengingat lokasinya dan kedekatan obyek-obyek itu dengan temuan lainnya.
"Kami tidak bisa mengatakan ini pasti, tetapi obyek-obyek itu sangat mungkin merupakan serpihan pesawat Malaysia itu," katanya.
Obyek terbesar berbentuk persegi panjang berukuran hingga delapan meter kali empat meter.
Australia sebelumnya mengumumkan zona pencarian baru di timur laut dari wilayah yang telah menjadi fokus pencarian selama seminggu terakhir. Tidak secara jelas apakah objek yang terlihat oleh Jepang itu terletak di dalam zona baru tersebut.
Jepang telah memberikan lokasi dan informasi lainnya kepada pemerintah Malaysia tetapi belum menyerahkan gambar satelit itu kepada pihak Malaysia atau pers karena alasan keamanan.
"Satelit tersebut milik pemerintah Jepang untuk tujuan keamanan dan gambar-gambar itu sendiri sangat rahasia," kata Maki kepada kantor berita AFP via telepon.
Jepang mengatakan, pihaknya mengoperasikan sejumlah satelit pengumpulan informasi terutama untuk mengumpulkan informasi tentang ancaman rudal Korea Utara dan bencana alam besar.