Keluarga Penumpang MH370 Boikot Jumpa Pers Pejabat Malaysia
ratusan kerabat dari 153 warga Tiongkok yang menjadi penumpang MH370 berdiri sekitar satu jam di ruang jumpa pers di Hotel Lido, Beijing
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Keluarga penumpang Malaysia Airlines MH370 asal Tiongkok meninggalkan jumpa pers yang digelar sejumlah pejabat Malaysia, Jumat (28/3/2014), dan membiarkan para pejabat Malaysia berbicara di hadapan deretan kursi kosong.
Di hari ke-20 pencarian pesawat naas itu, ratusan kerabat dari 153 warga Tiongkok yang menjadi penumpang MH370 berdiri sekitar satu jam di ruang jumpa pers di Hotel Lido, Beijing.
Namun, perlahan-lahan mereka meninggalkan ruangan sekaligus semakin menunjukkan ketegangan hubungan antara para kerabat penumpang dan pemerintah Malaysia.
Orang yang memimpin aksi protes ini, Jiang, mengambil mikrofon tak lama setelah petugas mempersilakan wartawan bertanya menyusul presentasi terkait perkembangan pencarian.
Jiang, yang mengenakan kaus bertuliskan MH370 di bawah blazer coklatnya, sambil memegang mikrofon bertanya kepada kerabat penumpang apakah mereka puas dengan penjelasan pemerintah Malaysia.
"Tidak!" kata kerabat penumpang bersama-sama.
Jiang lalu mengajak kerabat penumpang meninggalkan ruangan jumpa pers, sementara kamera televisi merekam kejadian itu dan para pejabat Malaysia hanya bisa memandang tanpa daya.
Setelah semua kerabat korban pulang, Jiang kembali masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursi terdepan, langsung di hadapan para pejabat Malaysia itu.
"Anda lihat kejadian tadi menunjukkan keluarga penumpang bersatu. Semua fakta yang coba kalian tutupi akan terungkap di kemudian hari. Nanti akan ada seseorang yang harus menerima akibatnya," ujar Jiang.
Menanggapi pernyataan Jiang itu, Komandan Operasi AU Malaysia, Akbal Abdul Samad menegaskan pemerintah Malaysia sudah mencoba segala cara untuk menemukan pesawat yang hilang itu.
"Kami sudah melakukan yang terbaik dan kami tak menyembunyikan apapun," kata Abdul Samad.
Jiang kemudian meninggalkan ruangan dan kali ini para pejabat Malaysia hanya bisa memandangi deretan kursi kosong di ruangan yang cukup luas itu.(AFP/Kompascom)