Untuk Cegah Kecurangan, Nyoblos di Singapura Pakai Barcode
Untuk mengantisipasi kecurangan pemilu, Panitia Pemilihan Umum di Luar Negeri (PPLN) Singapura menerapkan teknologi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Untuk mengantisipasi kecurangan pemilu, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Singapura menerapkan teknologi barcode untuk mencegah kecurangan yang tidak diinginkan.
Minister Counsellor bidang penerangan, sosial, dan budaya, Simon D.I. Soekarno saat berbincang dengan Kompas.com, mengatakan sejauh ini pelaksanaan pemungutan suara berjalan lancar. “Kami berharap partisipasi dapat mencapai 50 persen, angka yang realistis” ujarnya, Minggu (6/4/2014).
Dia menyebutkan, hingga pukul 14.00 waktu Singapura, tercatat sekiar 10.000 pemilih dari total 112.123 orang telah menggunakan hak pilihnya.
Adapun Daftar Pemilih Tambahan Luar Negeri (DPTBLN) berjumlah 3.556 orang, dan pemilih via pos sebanyak 12.608 orang. Sebanyak 36 Tempat Pemungutan Suara (TPS) didirikan di KBRI untuk mengakomodasi antusiasme warga.
Untuk menghindari pemilihan ganda, PPLN Singapura menerapkan kecanggihan teknologi IT dengan menggunakan barcode dalam proses pendaftaran calon pemilih.
Penggunaan barcode mempercepat proses registrasi online pada website PPLN Singapura dengan tujuan agar proses registrasi dapat berjalan secara cepat dan menjamin keamanan data. Sehingga, surat suara yang diberikan kepada masing-masing calon pemilih diterima oleh orang yang berhak dan menghindari penyalahgunaan surat suara.
“Semua petugas KPPSLN telah dibekali dengan bimbingan teknis dan sosialisasi pemungutan suara sebanyak 2 kali untuk memastikan semua petugas memahami dengan baik tugas dan fungsinya serta dapat melaksanakan tugas dengan menjunjung tinggi netralitas, integritas dan penuh tanggung jawab,” ujarnya. (Ericssen)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.