Lumpur Samudera Hindia Persulit Pencarian Kota Hitam Malaysia Airlines
Sinyal kelima dideteksi oleh pesawat yang menangkap transmisi dari sebuah alat pendengar yang dipasang dekat kapal Ocean Shield
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PERTH -- Sebuah pesawat P3 Orion Australia telah mendeteksi satu lagi kemungkinan sinyal dari kotak hitam perekam penerbangan pesawat Malaysia Airlines MH370. Namun, pencarian ke dasar laut Samudra Hindia akan dipersulit oleh endapan lumpur.
Marsekal Angus Houston yang memimpin operasi pencarian mengatakan, pesawat tersebut mendeteksi sinyal dekat kapal Angkatan Laut Australia (AL Australia), Ocean Shield, pada Kamis (10/4/2014).
Kata Houston, analisis lebih jauh pun diperlukan. Namun, sinyal itu mungkin berasal dari sebuah sumber buatan manusia.
Area pencarian telah dipersempit dari 75.000 kilometer persegi menjadi sekitar 58.000 kilometer persegi setelah empat sinyal dideteksi di sebuah area yang berjarak kurang dari 40 kilometer dengan sebuah alat pencari milik AL Amerika yang dipasang oleh Ocean Shield.
Sinyal kelima dideteksi oleh pesawat yang menangkap transmisi dari sebuah alat pendengar yang dipasang dekat kapal Ocean Shield. Pusat area pencarian terletak kira-kira 2.280 kilometer di barat laut Perth.
Kotak hitam perekam penerbangan mungkin akan memberi jawaban tentang apa yang terjadi pada pesawat itu, yang membawa 227 penumpang dan 12 kru ketika hilang pada 8 Maret, dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Baterai dari kotak hitam itu mungkin sudah mati setelah 30 hari sehingga upaya untuk menemukannya di dasar laut menjadi lebih sulit.
Upaya pencarian kini difokuskan pada dua area, pesawat dan kapal-kapal di area sekitar 2.240 kilometer di barat laut Perth serta sebuah area lebih kecil sekitar 600 kilometer lebih dekat ke kota di Australia Barat tersebut. Para pakar berpendapat, operasi ini merupakan tugas yang sangat sulit.
"Bekerja dekat dasar laut sangat sulit karena ini adalah wilayah yang belum dikenal. Belum ada orang yang pernah ke sana sebelumnya," kata pakar kelautan Universitas NSW, Erik van Sebille.
Marsekal Udara Houston setuju dan memperingatkan, karena lautnya sangat dalam, upaya mencari pesawat yang hilang itu akan sangat sulit.
Kondisi endapan lumpur di dasar laut juga memperumit upaya pengambilan kotak hitam.
"Endapan lumpur adalah materi yang cenderung sangat dalam. Sesuatu yang jatuh ke sana akan ditelan oleh endapan lumpur di dasar laut," kata Erik. (ABC Australia)