Ketika Dewi Soekarno Mengkritik Mantan Gubernur Tokyo
Kasus pinjaman 50 juta yen oleh mantan Gubernur Naoki Inose dari kelompok rumah sakit besar Jepang Tokushukai masih hangat dibicarakan di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus pinjaman uang 50 juta yen oleh mantan Gubernur TOkyo Naoki Inose dari kelompok rumah sakit besar Jepang Tokushukai, yang berakhir dengan pengunduran diri Inose awal tahun ini, masih hangat dibicarakan di Jepang. Bahkan juga oleh majalah mingguan Spa edisi 16 April 2014, dengan memunculkan pembicara Ratna Sari Dewi Soekarno (73), biasa dipanggil Dewi Fujin (nama asli Naoko Nemoto).
"Inose sebenarnya korban dari ketidakadilan, permainan politik sana-sini," papar Dewi.
Dari sudut pandang kepatuhan, diakuinya memang tidak benar kelakuan meminjam uang tersebut. Tapi kredibilitas bos grup Tokushukai, Tokuda Torao, juga dipertanyakan Dewi dengan meminjamkan uang dengan jumlah besar tersebut.
"Uang Tokushukai telah bertaburan ke banyak anggota parlemen Jepang, dan dalam arti bahwa spekulasi kepentingan lapisan ini telah terjalin, dan Inose telah menjadi kambing hitam permainan yang tidak adil. Namun apakah saya harus mengatakan sebagai kelalaian yang anggun dari awal?" kata Dewi.
Dewi juga banyak mengecam pemberitaan media Jepang.
"Untuk melaporkan misi kebenaran merupakan tugas pertama media. Tetapi media Jepang hanya satu pihak," ungkapnya.
Dewi juga menyayangkan pengunduran diri Inose. "Hamba manusia yang melakukan kesalahan, tetapi kabarnya berlari ke serangan pribadi dia, yang berarti akan mengurangi citra kepribadiannya. Hal ini yang membawa ke perasaan jelas sangat tidak menyenangkan untuk kita tonton sebagai masyarakat," kata Dewi.
Demi mengakui kini setiap peristiwa akan cepat ditanggapi setiap manusia, terutama setelah ada blog dan twitter.
"Sekarang ada blog dan twitter segera bisa membalas menanggapi sesuatu. Tapi dulu sampai kini sekitar 40 tahun saya banyak difitnah orang dan saya berusaha menahan diri. Kelakuan fitnah ini juga tidak berubah manusia saat ini," papar Dewi.