'Caviar Kiri' Julukan Hakim pada Demonstran Piala Dunia Bersepatu Nike
Pernyataan hakim itu kerap digunakan untuk mengritik para aktivis kiri di Piala Dunia 2014, tetapi menikmati kapitalisme
Penulis: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, SAO PAULO - Hakim menolak membebaskan dua pemuda anggota 'Black Bloc', kelompok garis keras penentang Piala Dunia Brasil 2014. Hakim pengadilan kriminal ke-10, Marcelo Matias Pereira menyebut kelompok Black bloc yang telah mempromosikan aksi perusakan aset publik (pemerintah) maupun swasta saat beraksi sebagai 'caviar left'.
Demikian dilaporkan harian Folha de Sao Paulo, Selasa (5/8/2014). Menurut Folha, pernyataan itu disampaikan hakim saat menolak permohonan pembebasan Fabio Hideki Harano dan Rafael Marques Lusvargh, dua pemuda yang dianggap sebagai pemimpin Black Bloc Jumat lalu.
Pernyataan hakim itu kerap digunakan untuk mengritik para aktivis yang mengklaim kiri dengan melakukan advokasi sosial, tetapi menikmati semua keuntungan kapitalisme.
"Selain terang-terangan merusak barang orang-orang yang sudah bekerja sangat keras untuk mendapatkannya, dengan alasan bahwa mereka menentang kapitalisme tapi memakai sepatu Nike, ponsel, seperti tampak di foto, diposting di Facebook dan bahkan menggunakan nama dieja dalam bahasa Inggris, itu seperti kaviar kiri," kata si hakim.
Menurut hakim, terbukti dua pemuda itu memiliki kepemimpinan di tengah aksi massa. Menurut pengacara Hideki, Luiz Eduardo Greenhalgh, pernyataan hakim jelas merupakan manifestasi ideologis. "Pernyataan ini mengingatkan saya pada era diktator militer, hukum keamanan militer tanpa fondasi apapun," katanya.
Caviar adalah menu makanan terbuat dari telur ikan yang tergolong kelas atas di restoran-restoran mewah baik di Brasil juga di Indonesia. Istilah 'Caviar left' atau Caviar kiri terkenal saat digunakan oleh ekonom dan kolumnis Brasil, Rodrigo Constantino lewat sebuah artikel tahun 2007. Kritik dia terhadap seniman dan intelektual kiri di Brasil adalah mereka mencintai sosialisme tetapi juga mencintai tiga hal yang disediakan kapitalisme. "Pendapatan dalam mata uang asing kuat, ketiadaan sensor dan konsumerisme borjuis."