Negara Sealand Ditawarkan Rp 11 Triliun
Ingin jadi Raja? Atau pernah berangan-angan menjadi Raja? Anda bisa mewujudkan mimpi dan keinginan itu.
Penulis: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SEALAND - Ingin jadi Raja? Atau pernah berangan-angan menjadi Raja? Anda bisa mewujudkan mimpi dan keinginan itu.
Caranya pun cukup gampang. Hanya dengan modal Rp 11 triliun, Anda sudah dapat mewujudkan mimpi jadi Raja tanpa harus melakukan kudeta atau mengobarkan perang yang akan banyak menelan korban jiwa.
Negara Sealand, sebuah negara mikro dijual dengan harga sekitar US$ 906 juta atau sekitar Rp10,59 triliun.
Seperti dilansir laman Dubaichronicle, siapa pun yang berani mengeluarkan uang sebesar itu, dia akan jadi pemilik negara kerajaan itu.
Kalau tak sanggup membeli dengan harga tersebut, Anda masih bisa membeli sepotong kecil wilayah Sealand dengan harga US$ 34. Atau Anda bisa menjadi bangsawan di Sealand jika menyediakan uang sebesar US$ 340 (Rp 3,97 juta).
Sealand merupakan bekas sebuah benteng masa Perang Dunia II di Laut Utara yang berdiri 1941. Sealand terletak hanya 10 km dari pantai tenggara Inggris.
Sekilas, Sealand terlihat lebih seperti sebuah pengeboran minyak lepas pantai daripada sebuah pulau, lantaran berdiri di atas sebuah anjungan baja yang terbentang di antara dua menara, 11 kilometer lepas pantai Harwich, sebelah timur Inggris.
Bekas Benteng HM Fort Roughs di perairan Suffolk ini dideklarasikan sebagai sebuah negara kerajaan bernama Sealand oleh Roy Bates dan istrinya Joan pada 2 September 1967.
Ray Bates dan istrinya Joan mendeklarasikan Sealand dengan mereka sebagai kepala negara bergelar Pangeran Michael dan Putri Joan dari Sealand.
Negara ini luasnya hanya 25.000 meter persegi dan memiliki 30 kamar. Lambang negara Sealand yang dibuat oleh keluarga Bates, memiliki moto "Dari Laut, Kebebasan".
Sealand memiliki mata uangnya sendiri, Sealand dolar dengan koin bergambar Putri Joan, istri dari pendiri negara ini.
Negara ini juga memiliki paspor sendiri. Tak hanya itu, Sealand juga memiliki Perangko yang dikeluarkan sendiri.
Hanya saja negara ini masih sering membeli keperluan sehari-hari dari Inggris.
Tempat itu hanya dapat didatangi melalui helikopter dan perahu, tapi menurut sang pemilik, siapapun yang menawar tempat itu seharga lebih dari delapan digit, akan mendapatkan pemandangan laut yang tak terbatas, privacy yang terjamin serta pungutan pajak yang ringan.
"Kami memiliki pulau tersebut selama 40 tahun dan sekarang ayah saya sudah berusia 85," kata Pangeran Michael of Sealand seperti dikutip The Times.
"Mungkin sekarang saatnya untuk `peremajaan`," lanjutnya, seperti dilansir AFP.
Sebagai negara, Sealand masih menjadi perdebatan. Namun pendiri kerajaan di pulau kecil ini tidak berkecil hati. Mereka terus berupaya menunjukkan jati diri sebagai sebuah negara dengan membangun kekuatan militer yang tangguh.