Peran Pembimbing Haji Dimaksimalkan di Masjidil Haram
Karena itu, para pembimbing ibadah dari petugas nonkloter akan dimaksimalkan berperan di kawasan Masjidil Haram.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered, dari Saudi Arabia
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Kondisi jamaah haji Indonesia sangat beragam dalam melaksanakan ibadah haji. Termasuk pada aspek pemahaman manasik atau tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Karena itu, para pembimbing ibadah dari petugas nonkloter akan dimaksimalkan berperan di kawasan Masjidil Haram. Demikian disampaikan Kasi Bimbingan Ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah, Agus Miroji, Minggu (8/9/2014).
"Kami ingin memastikan seluruh jamaah haji telah melaksanakan ibadah umrahnya, terutama umrah haji, secara benar. Hal ini juga berkaitan dengan perluasan Masjidil Maram yang banyak membuat jamaah kebingungan," katanya.
Kondisi kebingungan yang dimaksudkannya, ketika jamaah selesai thawwaf dan ingin melaksanakan sa'i, justru tidak menemukan tempat sa'i (mas'a), karena jalan yang berliku. Akhirnya jamaah itu langsung kembali ke hotel tanpa melakukan sa'i.
"Hal ini yang ingin kita antisipasi, karena berkaitan dengan sah tidaknya ibadah jamaah tersebut," kata Agus. Dalam kasus lain, ada pula jamaah yang tidak berkonsentrasi menyelesaikan tujuh putaran thawwafnya, namun justru berupaya keras untuk mencium hajar aswad. Setelah mencium hajar aswad, jamaah itu langsung pulang ke hotel, karena merasa sudah afdhal.
Untuk memaksimalkan peran pembimbing ibadah, nantinya sebanyak 20 orang pembimbing dari 10 sektor Makkah (termasuk tujuh orang pembimbing perempuan) dan empat pembimbing PPIH Daker Makkah akan mengatur jadwal kerja di kawasan Masjidil Haram.
"Kami masih merumuskan polanya. Rencananya 24 orang pembimbing ibadah akan dibagi dalam 3 shift. Penempatannya di beberapa titik, seperti sekitar Maqam Ibrahim, tempat menuju Mas'a, juga di kawasan Shafa dan Marwa. Di luar shift, mereka akan melakukan tugas di sektor," katanya.
Pada sisi lain, setiap jamaah dihimbau agar memperkuat pemahaman ilmu manasik haji dan umrah. Hal ini agar mereka mampu menjadi jamaah haji mandiri, yang mampu melaksanakan ibadahnya secara maksimal, meskipun terpisah dari regu atau rombongannya.
Senada, Kasi Perlindungan dan Keamanan PPIH Daker Makkah, Jaetul Muchlis, mengatakan penempatan pembimbing ibadah PPIH di Masjidil Haram merupakan inovasi yang digagas seksi pembimbing ibadah dan dan seksi perlindungan.
"Peran para pembimbing ibadah, selain pada sisi pembinaan, juga sangat penting untuk perlindungan dan keamanan jamaah haji kita. Kami masih menyusun pola teknisnya," katanya.
Muchlis mengatakan pula, nantinya pada saat puncak musim haji para personel keamanan dari Madinah akan mendukung penuh pengamanan di Makkah. Terutama dari Bir Ali, Terminal Hijrah, dan Bandara Madinah.