Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WNI di Australia Mulai Risau, Khawatir Jadi Sasaran

“Yang kami takutkan adalah kami makin menjadi target kecaman, apalagi saya yang berjilbab," kata Citra.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in WNI di Australia Mulai Risau, Khawatir Jadi Sasaran
AFP/William WEST
Polisi bereaksi saat sejumlah sandera lolos dari pintu darurat selama pengepungan sebuah cafe yang digunakan untuk menahan sandera di distrik pusat bisnis Sydney Australia, Senin (15/12/2014). Sandera ditahan di sebuah kafe di pusat kota Sydney pada tanggal 15 Desember dengan bendera Islam ditampilkan melawan jendela , menurut saksi dan laporan, sementara polisi mengatakan mereka juga menanggapi sebuah insiden di Opera House di dekatnya. AFP PHOTO/William WEST 

TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Setelah foto bendera syahadat terpampang di jendela kafe tempat penyanderaan berlangsung tersebar di media sosial dan disiarkan sejumlah televisi Australia, seorang umat Muslim Indonesia kian khawatir mereka akan menjadi sasaran kecaman.

Citra Rizal -perempuan Indonesia yang berjilbab- mengaku risau akan kecaman yang dilontarkan warga Australia seiring dengan insiden penyanderaan di Kota Sydney. Bahkan sebelum kejadian itu, dia kerap menjadi target olok-olok.

“Yang kami takutkan adalah kami makin menjadi target kecaman, apalagi saya yang berjilbab. Kami dikata-katai, kadang diteriaki di jalan, ‘Go back to your country!’. Menurut mereka, kami tidak pantas berada di sini,” kata Citra yang sehari-hari bekerja di Sydney.

Sebagaimana dilaporkan kontributor BBC Indonesia di Sydney, Angela Dewan, sebuah bendera hitam bertuliskan kalimat syahadat sempat dikibarkan dari jendela kafe. Sejauh ini, pelaku diduga berjumlah satu orang. Kepolisian Australia mengatakan sedang berunding dengan dia.

Menurutnya, pihak kepolisian menolak mengungkap identitas pelaku dan berapa orang yang dia sandera di dalam kafe. Kawasan Martin Place, tempat kafe berada, telah ditutup dan dijaga ketat sehingga khalayak tidak bisa lalu lalang.

”Kami telah mengepung lokasi dan mengetatkan keamanan. Kami akan bekerja selama apapun untuk menuntaskan hal ini,” kata Komisaris Kepolisian Negara Bagian New South Wales, Andrew Scipione.

Pemilik kafe tempat penyanderaan menduga tempat bisnisnya menampung sekitar 30 tamu dan 10 staf ketika seorang pria bersenjata melangsungkan aksinya.

Berita Rekomendasi

Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas