WNI di Australia Mulai Risau, Khawatir Jadi Sasaran
“Yang kami takutkan adalah kami makin menjadi target kecaman, apalagi saya yang berjilbab," kata Citra.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Setelah foto bendera syahadat terpampang di jendela kafe tempat penyanderaan berlangsung tersebar di media sosial dan disiarkan sejumlah televisi Australia, seorang umat Muslim Indonesia kian khawatir mereka akan menjadi sasaran kecaman.
Citra Rizal -perempuan Indonesia yang berjilbab- mengaku risau akan kecaman yang dilontarkan warga Australia seiring dengan insiden penyanderaan di Kota Sydney. Bahkan sebelum kejadian itu, dia kerap menjadi target olok-olok.
“Yang kami takutkan adalah kami makin menjadi target kecaman, apalagi saya yang berjilbab. Kami dikata-katai, kadang diteriaki di jalan, ‘Go back to your country!’. Menurut mereka, kami tidak pantas berada di sini,” kata Citra yang sehari-hari bekerja di Sydney.
Sebagaimana dilaporkan kontributor BBC Indonesia di Sydney, Angela Dewan, sebuah bendera hitam bertuliskan kalimat syahadat sempat dikibarkan dari jendela kafe. Sejauh ini, pelaku diduga berjumlah satu orang. Kepolisian Australia mengatakan sedang berunding dengan dia.
Menurutnya, pihak kepolisian menolak mengungkap identitas pelaku dan berapa orang yang dia sandera di dalam kafe. Kawasan Martin Place, tempat kafe berada, telah ditutup dan dijaga ketat sehingga khalayak tidak bisa lalu lalang.
”Kami telah mengepung lokasi dan mengetatkan keamanan. Kami akan bekerja selama apapun untuk menuntaskan hal ini,” kata Komisaris Kepolisian Negara Bagian New South Wales, Andrew Scipione.
Pemilik kafe tempat penyanderaan menduga tempat bisnisnya menampung sekitar 30 tamu dan 10 staf ketika seorang pria bersenjata melangsungkan aksinya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.