Obama: Sony Pictures Salah Besar Batalkan Penayangan Film The Interview
Presiden Amerika Serikat Barack Obama berpendapat Sony Pictures telah membuat "kesalahan" dengan membatalkan rencana tayang film komedi The Interview
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama berpendapat Sony Pictures telah membuat "kesalahan" dengan membatalkan rencana tayang film komedi satire "The Interview", setelah serangan siber yang dituding didalangi Korea Utara.
"Andai Sony berbicara kepada saya dulu," kata Obama di ruang konferensi Gedung Putih, Jumat (19/12/2014). "(Kalau saja begitu), saya akan katakan kepada mereka, 'Jangan ikuti pola di mana kamu diintimidasi oleh serangan kriminal ini'," lanjut dia.
Obama menggelar konferensi pers hanya beberapa saat setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan Korea Utara berada di balik serangan siber atas film fiksi yang bercerita tentang pembunuhan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
(Baca juga: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Tewas Ada di Film The Interview)
Pembatalan tayang film yang dibintangi oleh Seth Rogen and James Franco itu dilakukan setelah jaringan bioskop utama Amerika dan Canada menolak memutar film ini, menyusul ancaman dari peretas kepada siapapun yang berniat menonton film ini.
Ditanya pendapatnya soal keputusan Sony ini, Obama cepat menjawab, "Ya, saya berpendapat mereka membuat kesalahan." Keputusan Sony ini, mengirimkan sinyal buruk telah berlangsungnya self-cencorship di dalam industri entertainment.
"Kita tak bisa berada dalam masyarakat dengan beberapa diktator di beberapa tempat lain dapat memulai memaksakan penyensoran di sini, di Amerika Serikat," kata Obama. "Kareana jika seseorang bisa mengintimidasi teman-teman merilis film satire, bayangkan apa yang akan mereka lakukan ketika mereka melihat dokumen atau laporan berita yang tak mereka sukai."
Peretas telah menebarkan retasan e-mail memalukan di antara personel mereka, yang bercanda dengan ketidaksensitifan rasial tentang cita rasa film Obama. Pembicaraan e-mail tersebut terjadi antara Amy Pascal dan produser Scott Rudin, yang keduanya sudah meminta maaf secara terbuka.
E-mail mereka berdua merupakan di antara materi yang diretas dari Sony. Adapun materi lain adalah naskah film yang belum tayang dan data tentang gaji dan rekam medis pegawai Sony.