Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kok Bisa? Nenek Berusia 104 Tahun Ini Rambutnya Tak Beruban, Ingatan Juga Masih Tajam

Umumnya, rambut wanita di usia 50-an telah beruban karena penuaan. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Freda Taylor (104) asal Coventry, Inggris.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Kok Bisa? Nenek Berusia 104 Tahun Ini Rambutnya Tak Beruban, Ingatan Juga Masih Tajam
Daily Mail
Umumnya, rambut wanita di usia 50-an telah beruban karena penuaan. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Freda Taylor (104) asal Coventry, Inggris. Sebab, di usia yang sudah uzur, rambut Taylor masih sehat dan berwarna coklat alamiah. 

TRIBUNNEWS.COM - Umumnya, rambut wanita di usia 50-an telah beruban karena penuaan. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Freda Taylor (104) asal Coventry, Inggris.

Sebab, di usia yang sudah uzur, rambut Taylor masih sehat dan berwarna coklat alamiah, sama sekali bukan hasil pewarna rambut atau perawatan estetika lainnya.

Hal ini sungguh mengejutkan mengingat orang lain yang seusia dengan Taylor, seluruh rambutnya pasti telah beruban. "Aku menjaga rambutku dengan tetap menjaga kesehatan sepanjang hidupku. Tidak ada rokok atau alkohol malam hari di pub," ujar  Taylor yang lahir pada tahun 1901 silam.

"Aku ingat kakakku, dan aku diberikan larangan yang sangat ketat dari ayah untuk tak merokok. Aku sangat menghormati petuah ayah, aku tak pernah merokok sekalipun. Aku juga tidak banyak minum minuman beralkohol. Jadi, saranku untuk orang-orang adalah mengikuti saran dari ayahku, dan menjaga kesehatan dengan benar untuk dirimu sendiri,"

Selain warna rambut yang belum memudar, ternyata ingatan Taylor juga masih sangat tajam. "Salah satu ingatanku yang paling awal adalah 100 tahun lalu. Saat itu, tanggal 28 Juli tahun 1914 di Blackpool. Aku ingat ayahku memberitahu seseorang bahwa dia baru saja mendengar kita sedang berperang," ujarnya mengenai kehidupan di zaman perang dahulu.

Taylor merupakan salah satu saksi hidup mengenai naas dan tragisnya kehidupan di zaman perang pertama dan kedua. Pada perang dunia kedua, kala suami sedang berjuang di medan perang, dirinya mengaku, mesti menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja serabutan demi mencukupi kebutuhan pangan dan sandang. (Silvita Agmasari)

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas