Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jacdec: Peringkat Keselamatan Penerbangan, Cathay Pacific Terbaik, Lion Air Terburuk

Pesawat Lion Air dari Indonesia masuk peringkat penerbangan terjelek dari segi keselamatan penumpang, duduk di peringkat ke-60.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jacdec: Peringkat Keselamatan Penerbangan, Cathay Pacific Terbaik, Lion Air Terburuk
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Peringkat keselamatan dunia penerbangan. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lembaga riset penerbangan Jerman, Jacdec, belum lama ini menerbitkan peringkat keselamatan penerbangan dunia tahun 2015. Ternyata pesawat Lion Air dari Indonesia masuk peringkat penerbangan terjelek dari segi keselamatan penumpang, duduk di peringkat ke-60.

Sedangkan penerbangan nasional Garuda Indonesia duduk di peringkat ke-56, empat peringkat dari tingkat penerbangan
keselamatan terjelek dunia.

Untuk tingkat keselamatan penerbangan terbaik dunia berturut-turut dari tingkat pertama adalah Cathay Pacific
Airways dari Hongkong yang berarti teraman di dunia. Lalu peringkat kedua adalah penerbangan Emirates dari negara
Uni Arab Emirates (UAE), barulah Eva Air dari Taiwan, Air Canada dari Kanada, KLM dari Belanda, Air New Zealand
dari Selandia Baru, QANTAS dari Australia, Hainan Airlines dari Tiongkok, JetBlue Airlines dari Amerika Serikat
dan peringkat ke 10 adalah Etihad Airways dari UAE.

Menjadi satu pertanyaan besar, pesawat Singapore Airlines yang terkenal dengan keselamatannya, ternyata menduduki
peringkat ke-29.

Setelah kecelakaan pesawat Jerman belum lama ini, German Wings, data peringkat keselamatan penerbangan ini beredar
luas di Jepang dengan menekankan yang teraman dan terburuk. Tak heran penerbangan Indonesia menjadi perhatian
besar orang Jepang karena masuk ke dalam peringkat terburuk dalam hal keselamatan penerbangan.

"Takut juga ya naik pesawat Indonesia kalau tingkat keselamatan penerbangan rendah sekali dari penerbangan
Indonesia," kata Atsuko Hasegawa seorang penduduk Setagayaku Tokyo kepada Tribunnews.com, Sabtu (28/3/2015).

Berita Rekomendasi

Masih segar di ingatan Tribunnews.com saat meliput kecelakaan Garuda Indonesia di Fukuoka 13 Juni 1996. Tiga orang
keluarga korban sampai saat ini masih belum mau menerima ganti rugi dari pihak Garuda Indonesia karena menganggap
terlalu rendah jumlah ganti rugi yang diberikan Garuda Indonesia.

Sementara Garuda Indonesia dalam nilai ganti rugi sudah memenuhi standar yang diminta pihak organisasi penerbangan
sipil internasional (ICAO), sehingga kasusnya sempat masuk pengadilan Fukuoka.

"Sampai saat ini khususnya warga Fukuoka belum bisa melupakan kasus kecelakaan Garuda Indonesia tersebut," ungkap
beberapa warga Fukuoka yang dihubungi Tribunnews, Sabtu (28/3/2015).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas