TRIBUNNEWS.COM - Ledakan besar yang mengguncang kawasan luar Trump International Hotel di Las Vegas pada awal tahun 2025 menimbulkan banyak pertanyaan yang mendalam.

Dalam insiden yang mencengangkan ini, Federal Bureau of Investigation (FBI) mengungkap dugaan bahwa pengemudi Tesla Cybertruck yang meledak adalah seorang tentara AS yang mengalami gangguan stres pascatrauma atau PTSD.

Siapa Matthew Alan Livelsberger?

Apa latar belakang Matthew Livelsberger?

Matthew Alan Livelsberger, seorang sersan kepala operasi Pasukan Khusus Angkatan Darat, ditemukan tewas di dalam Cybertruck setelah ledakan.

Laporan dari BBC menyebutkan bahwa Livelsberger, yang sedang dalam masa cuti, mungkin telah mengakhiri hidupnya dalam mobil yang dipenuhi bahan peledak dan kembang api.

Pihak berwenang menemukan catatan di ponselnya yang menyatakan bahwa tindakan tersebut bukanlah serangan teroris, melainkan sebuah peringatan untuk Amerika Serikat.

Apa isi pesan terakhir Livelsberger?

Dalam pesan terakhirnya, Livelsberger menyampaikan bahwa “Ini bukan serangan teroris; ini adalah seruan untuk bangun. Orang Amerika hanya memperhatikan tontonan dan kekerasan. Tidak ada cara yang lebih baik untuk menyampaikan maksud saya selain aksi dengan kembang api dan bahan peledak.” Pesan ini juga menunjukkan kritik mendalam terhadap kondisi sosial dan politik di AS, di mana ia menilai negara sedang [DIRECT_SENTENCE] dan menuju kehancuran.

Bagaimana PTSD memengaruhi tindakan Livelsberger?

Apa hubungan antara PTSD dan tindakan yang dilakukan?

Livelsberger diketahui memiliki riwayat masalah psikologis yang berkaitan dengan PTSD, hasil dari pengalamannya di medan perang.

Mantan pacarnya mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami cedera otak traumatis dan mengalami kesulitan berkonsentrasi serta merasa bersalah atas tindakannya di medan perang.

Hal ini memperkuat dugaan bahwa gangguan mental berperan besar dalam keputusan dramatis yang diambilnya.

Apa keterkaitan antara Livelsberger, Trump, dan Musk?

Apakah ada kaitan antara Livelsberger dan tokoh publik?

Dalam catatan yang ditinggalkannya, Livelsberger menyebutkan pentingnya negara untuk bersatu di sekitar Presiden terpilih Donald Trump dan CEO Tesla, Elon Musk.

Hubungan ini menjadi sorotan publik, terutama mengingat kedekatan Musk dengan Trump.

Namun, pejabat hukum menegaskan bahwa Livelsberger tidak memiliki dendam terhadap Trump dan Musk, yang kebetulan tidak berada di Las Vegas pada saat ledakan terjadi.

Bagaimana perkembangan penyelidikan saat ini?

Apa hasil investigasi sementara?

FBI dan otoritas lokal masih melanjutkan penyelidikan terkait kejadian ini.

Data yang ditemukan di Cybertruck yang disewa oleh Livelsberger mengungkap bahwa ia mengemudi lebih dari 800 mil dari Colorado ke Las Vegas dan membeli senjata api secara sah selama perjalanannya.

Sheriff Kevin McMahill dari Departemen Kepolisian Las Vegas mengungkapkan bahwa pihaknya belum mengetahui alasan pasti Livelsberger memilih lokasi tersebut, meskipun ada bukti bahwa lokasi itu telah dipertimbangkan sebelumnya.

Pada saat yang sama, tujuh orang mengalami luka ringan akibat ledakan tersebut dan telah dipulangkan setelah perawatan di rumah sakit.

Penyidikan masih terus berlangsung untuk mengungkap lebih jauh mengenai latar belakang dan motivasi di balik aksi Livelsberger.

Insiden ini menyoroti pentingnya memahami dampak kesehatan mental, khususnya PTSD, di kalangan veteran yang mungkin mengalami trauma akibat pengalaman di medan perang.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).