Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza
Houthi Yaman menyarankan penduduk Israel yang dinilai sebagai pemukim ilegal untuk pergi ke Siprus atau ke tempat asal kalau mau aman.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota tingkat tinggi gerakan Ansarullah (Houthi) Yaman menyarankan para pemukim ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki untuk meninggalkan wilayah tersebut dan kembali ke tempat asal mereka kalau mau aman.
Hal itu lantaran, kelompok Yaman tidak akan menghentikan operasi balasan ke wilayah pendudukan Israel.
Baca juga: Houthi Yaman Menggila ke Israel-AS, Rudal Sasar Bandara-Pembangkit , Drone MQ-9 Reaper ke-13 Jatuh
Hizam al-Assad, anggota Biro Politik Ansarullah, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah posting di X pada Senin.
“Siapa pun yang ingin tidur dengan nyaman harus pergi ke Siprus atau negaranya sendiri,” katanya.
Pejabat itu menegaskan, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi Houthi akan mempertahankan serangan pro-Palestina selama rezim Israel terus melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.
Houthi, kata dia, juga akan terus menyerang jika Israel tidak menghentikan serangan yang telah dilancarkannya terhadap Yaman untuk mencoba menghentikan operasi negara Jazirah Arab itu.
“Kami tidak akan meninggalkan Gaza sendirian,” katanya.
Pejabat Houthi itu menggarisbawahi kalau Israel akan terus menghadapi serangan militer mendadak dari pihak pasukan Yaman selama rezim tersebut mempertahankan pendekatan agresifnya terhadap negaranya.
“Operasi militer kami akan terus menargetkan jantung wilayah pendudukan,” ujarnya.
“Kejutan-kejutan ini akan berlangsung hingga rezim menghentikan agresi dan pengepungannya terhadap Gaza,” Assad mencatat, mengacu pada blokade yang dilakukan Tel Aviv terhadap wilayah pesisir itu.
Pasukan Yaman mulai melancarkan operasi mereka terhadap target-target Israel pada Oktober 2023 untuk mendukung Jalur Gaza dan Lebanon, yang masing-masing berada di bawah perang genosida dan peningkatan serangan mematikan oleh rezim Israel.
Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim dan Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, terhadap wilayah Yaman.
Pasukan tersebut telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif milik Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.