Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Obat Antidepresi Ditemukan di Rumah Co-pilot Germanwings, Dan Ini Dugaan Penyakit yang Dia Derita

Kopilot pesawat Germanwings yang jatuh di pegunungan Alpen, Prancis, Selasa kemarin, Andreas Lubitz, ternyata menderita penyakit psikosomatik berat.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Obat Antidepresi Ditemukan di Rumah Co-pilot Germanwings, Dan Ini Dugaan Penyakit yang Dia Derita
AFP
Andreas Lubitz, Co-pilot Germanwings 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kopilot pesawat Germanwings yang jatuh di pegunungan Alpen, Prancis, Selasa kemarin, Andreas Lubitz, ternyata menderita penyakit psikosomatik berat dan rutin meminum obat-obatan anti-depresi.

Menurut surat kabar Jerman, Die Welt, yang mengutip sumber di kepolisian Jerman, menuliskan bahwa Lubitz menderita "sindrom burnout parah subjektif" dan depresi berat.

New York Times juga melaporkan bahwa obat antidepresan yang ditemukan oleh aparat polisi saat mengeledah apartemen Lubitz, selama pencarian apartemennya.

Para penyidik ​​terus bekerja untuk mengungkapkan motif bunuh diri Lubitz bersama dengan pesawat Airbus 320 Germanwings yang dikemudikannya.

Ia diduga merahasiakan penyakitnya dari tempatnya bekerja, dan telah divonis tidak fit untuk bekerja oleh dokter yang memeriksanya. Seperti dikutip dari CNN, Minggu (29/3/2015).

Hal itu diketahui dari sebuah surat yang ditemukan di tempat sampah apartemennya di Dusseldorf, Jerman. Di surat itu disebutkan bahwa Lubitz, tidak fit untuk bekerja. Jaksa Kota Christoph Kumpa, mengatakan surat itu ditemukan dalam keadaan sudah tersobek.

Dalam pemberitaannya di hari Sabtu New York Times dengan mengutip sumber dalam penyelidikan kasus jatuhnya Germanwings menulis, Lubitz juga menjalani pengobatan untuk penglihatannya yang akan beresiko bagi karirnya.

Berita Rekomendasi

Lufthansa perusahaan induk dari Germanwings, telah melakukan pemeriksaan medis tahunan terhadap Lubtz di tahun 2014. Dan ia dinyatakan lolos tes.

Seorang pejabat di Lufthansa, mengatakan tes tersebut hanyalah tes medis, bukan tes psikologis.

"Kami tidak bisa percaya. Jika ada yang salah dengan matanya selama pemeriksaan fisik kami akan tahu," kata pejabat itu. (Samuel Febriyanto/CNN)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas