Banyak Dikritik, NSA Berniat Hentikan Penyadapan
NSA selama ini telah banyak menerima kritik akibat kegiatan "mata-mata" yang dilancarkan ke seluruh penduduk AS
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Agen Intelijen Amerika Serikat (NSA) selama ini telah banyak menerima kritik akibat kegiatan "mata-mata" yang dilancarkan ke seluruh penduduk AS. Kegiatan tersebut dirancang atas nama penangkalan aksi terorisme.
Mantan karyawan NSA Edward Snowden adalah orang yang membeberkan kegiatan tersebut pertama kali pada tahun 2013 silam.
Kini, fakta baru terungkap. Dilansir KompasTekno, Rabu (1/4/2015) dari Cnet, orang-orang internal NSA sebenarnya telah berencana untuk menghentikan operasi penyadapan ponsel warga AS sebelum Snowden mengungkap kegiatan tersebut.
Hal ini diungkap mantan anggota NSA. Katanya, para "bos" agen sebenarnya telah jauh hari berdiskusi untuk membatalkan program pemerintah tersebut. Ini disebabkan dana yang dibutuhkan untuk program penyadapan tak sedikit.
Selain itu, program ini memakan waktu yang lama. Hasilnya pun terbukti tak efektif untuk menyelidiki terorisme.
Pasalnya, sejak kurun waktu program dilancarkan, belum pernah ditemukan indikasi alur terorisme dari ponsel warga yang disadap. Jika begini, sama saja pemerintah melanggar privasi warganya untuk hasil yang sia-sia.
Belum lagi, sejak kegiatan mata-mata diketahui masyarakat luas, NSA bisa dikatakan menjadi "musuh publik". Pada Desember 2013, sudah ada imbauan agar data-data ponsel warga AS sebaiknya ditangani langsung oleh perusahaan ponsel atau pihak ketiga. Jadi, tugas ini tak dilimpahkan ke NSA.
Bagaimanapun yang terjadi pada internal NSA, nyatanya program ini masih terus berlanjut. Tahun lalu, Presiden AS Barrack Obama pernah memberi opsi menghentikan program tersebut. Tapi, proposalnya harus disetujui oleh kongres.
Program penyadapan ini berada di Seksi 215 yang akan berakhir pada awal Juni ini. Setelah Juni, NSA bakal benar-benar menghentikan kegiatan penyadapannya, kecuali kongres memutuskan untuk melanjutkan kegiatan tersebut.
Sejauh ini, menurut perwakilan pemerintah AS, kongres masih ragu akan melanjutkan program atau menghentikannya sesuai ketentuan proposal sebelumnya. Beberapa pihak tercatat setuju untuk melanjutkan, beberapa lainnya menolak. Belum ada satu suara bulat dari internal kongres.
Juru bicara Badan Keamanan Nasional Ned Price mengatakan, White House bakal mendukung segala keputusan kongres. "Jika Seksi 215 diputuskan berakhir, kami tak akan melanjutkan program pengumpulan informasi pemilik telepon di AS," katanya.(Fatimah Kartini Bohang)