Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yoshihiro Katayama: Daerah Melemah Jika Anggaran Pendidikan Dikurangi

Jika anggaran sekolah negeri di daerah dikurangi Pemerintah Pusat, maka kehidupan daerah pun semakin sulit dari waktu ke waktu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Yoshihiro Katayama: Daerah Melemah Jika Anggaran Pendidikan Dikurangi
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Yoshihiro Katayama, mantan Gubernur Perfektur Tottori, Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tidak hanya di Jepang atau di Indonesia, jika anggaran sekolah negeri di daerah dikurangi Pemerintah Pusat, maka kehidupan daerah pun semakin sulit dari waktu ke waktu.

Selain itu kepindahan anak muda daerah ke kota besar seperti Tokyo, juga semakin menyulitkan gerakan pengembangan daerah disamping juga semakin berkurangnya manusia Jepang, membuat double impact kesulitan pengembangan daerah.

"Sudah agak lama anggaran pendidikan ke daerah terutama universitas negeri di daerah terus saja dikurangi di Jepang. Padahal anggaran itu sangat penting untuk penelitian, kemajuan teknologi di daerah, agar bisa semakin mandiri dan semakin maju dalam berbagai hal," kata mantan Gubernur Perfektur Tottori Jepang sejak 1999 selama delapan tahun, Yoshihiro Katayama, kepada Tribunnews.com, Senin (6/4/2015).

Pengajar Hukum Universitas Keio Tokyo ini menyebutkan pola ini berlaku juga bagi Indonesia apabila anggaran pendidikan pusat ke daerah di kurangi, maka daerah akan melemah.

Anggaran pendidikan sangat baik untuk menciptakan pengembangan teknologi dan kemandirian daerah lebih lanjut.

"Kalau pakai jalan pintas misalnya perusahaan Tokyo berteknologi tinggi mendirikan pembangkit energi di Tottori, maka uang masuk akan lari ke kantor pusat di Tokyo. Sedangkan Tottori hanya kebagian uang sedikit saja. Tapi kalau orang Tottori mendirikan perusahaan teknologi di Tottori, maka hasil usahanya akan berputar di dalam Tottori dan menyehatkan Tottori, ada artinya bagi Tottori," paparnya.

BERITA REKOMENDASI

Sedangkan teknologi pengembangannya perlu dana besar dan sangat cocok dilakukan di universitas agar muridnya bisa mandiri.

"Jadi kalau anggaran universitas negeri dikurangi ya susah," katanya.

"Namun kalaupun sudah lulus memang tergantung murid itu sendiri. Kalau dia lari ke Tokyo ya Tottori tidak akan dapat manfaat berarti. Oleh karena itu di dalam daerah sendiri harus diciptakan suasana menarik agar ada pekerjaan menarik dan anak muda tidak ke luar Tokyo. Sementara jumlah manusia berkurang sekali di Jepang sehingga ini memukul dua kali atau double impact untuk daerah di Jepang, yang kini sangat berat mengembangkan perekonomian daerah," jelasnya.

Kebijakan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan Abenomics-nya dianggap belum bisa memberikan dampak berarti bagi daerah di Jepang. Sementara pihak pemerintah pusat menekankan daerah agar cepat bertindak segera untuk menggairahkan daerah.

"Kalau dengan cara diburu-buru demikian dan bukan kebebasan tiap daerah untuk mengantisipasi situasi kondisi daerahnya masing-masing sendiri, saya yakin tidak akan berdampak maksimal kebijakan pusat tersebut nantinya," katanya.

Sementara itu Katayama juga melihat trends nilai yen yang rendah (yenyasu) ini tidak akan berlangsung lama.

"Kalau yenyasu saat ini saya yakin tidak akan berlangsung lama karena dengan yenyasu makanan impor artinya akan bertambah mahal dan masyarakat akan semakin susah," ujar Katayama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas