Taliban Luncurkan Biografi Mulah Omar Melawan Pengaruh ISIS
Munculnya biografi pemimpin satu mata bertujuan menguatkan kembali pengaruh Taliban atas pengaruh kelompok militan ISIS yang mulai menyusup ke Taliban
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Bekas pecahan peluru menyisakan luka permanen di matanya kanan. Perawakannya jangkung. Sedikit bicara dan jarang bersentuhan dengan orang asing. Amerika memiliki sedikit deskripsi tentang pria ini: Mulah Omar, pemimpin karismatik Taliban.
Sekian lama ia menghilang dari publik, detil hidupnya, keluarganya, dan pribadinya mulai terkuak sangat deskriptif. Sosok Omar dikuliti dalam biografinya, terbitan Taliban Afghanistan, jauh dari sangkaan analis intelejen selama ini yang mendakwanya sudah meninggal.
Munculnya biografi pemimpin satu mata ini bertujuan menguatkan kembali pengaruh Taliban atas pengaruh kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS yang mulai berkelindan di tubuh barisan Taliban.
Di tubuh Taliban, pembelotan sudah mulai terjadi terang-terangan. Dalam beberapa bulan terakhir dari mereka mengekspresikan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Omar yang tak pernah lagi muncul sejak invasi pimpinan Amerika Serikat di tanah Afghanistan pada 2001 silam.
Lewat tengah malam, dari website utama mereka, biografi itu diluncurkan untuk memperingati 19 tahun Omar sebagai pemimpin tertinggi Taliban. Pria yang lahir di desa Nodeh, Kandahar, adalah seorang Amir Afghanistan, digambarkan aktif dalam kegiatan jihad. Biografi ini sekaligus menghilangkan spekulasi selama ini jika Omar sudah meninggal.
Biografi ini juga mengupas beberapa anekdot dari medan perang, tergambarkan bagaimana RPG-7 sebagai senjata peluncur granat menjadi pilihan Omar selama ini. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pernah menghargai 10 juta dolar Amerika untuk kepala Sang Mulah.
"Taliban telah mempublikasikan biografi Omar karena beberapa alasan strategis - yang paling penting adalah untuk melawan pengaruh Daesh (ISIS) dalam barisan mereka," kata Ahmad Sayedi, seorang ahli Taliban.
"Pengumuman ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Omar masih hidup dan baik. Ia masih mengontrol sebagai pemimpin tertinggi Taliban."
Dalam 13 tahun terakhir, kehidupan Omar benar-jauh dari mata dan telinga publik, di tengah meningkatnya perebutan kekuasaan di tubuh Taliban dan kekhawatiran pengaruh kelompok ISIS dalam barisan mereka sebagai pesaing ideologis.
Tak hanya Taliban yang terusik, pemerintah Afghanistan malah mulai meningkatkan keamanannya setelah kelompok ISIS merangsek masuk ke negara tersebut, meski kehadirannya secara resmi belum diakui.
Pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat pada Februari lalu melakukan serangan pesawat tanpa awak menewaskan seorang mantan komandan Taliban dan seorang tahanan Guantanamo yang dicurigai memiliki hubungan dengan ISIS di provinsi Helmand, selatan Afghanistan.
Mulah Abdul Rauf Khadim, yang memimpin sekitar 300 orang, dilaporkan telah membelot dari Taliban untuk bergabung dengan ISIS.
Keberadaan Mulah Omar tetap menjadi misteri, tapi dia berada di satu tempat persembunyian di Pakistan, terus memimpin pemberontakan Taliban di Afghanistan. (AFP/Alarabiya)