Mahasiwi yang Jadi Aktivis Ini Habiskan Masa Kecil Disiksa, Disekap dan Diperkosa Ayah Tiri
Masa kecilnya dihabiskan sebagai korban perkosaan ibu dan ayah tirinya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Masa kecilnya dihabiskan sebagai korban perkosaan ibu dan ayah tirinya.
Sadis, karena setiap hari ia dikunci didalam lemari pakaian, dikucilkan dari saudara-saudaranya, dan jarang diberi makan.
Ia hanya dikeluarkan dari lemari setiap akan disiksa dan diperkosa.
Lauran Kavanaugh, gadis asal Dallas, Texas, mengingat masa kecilnya yang begitu perih.
Ia menghabiskan lima tahun hidup didalam lemari pakaian dan menjadi korban kebiadaban orangtuanya.
Sejak usia tiga tahun, Lauran mengalami siksaan fisik dan mental tanpa ia pernah tahu, kesalahan apa yang ia lakukan sehingga mengalami siksaan sesadis itu.
Setiap melakukan perbuatan bejatnya, Barbara Atkinson dan Kenny Atkinson, kedua orangtua Lauran selalu menyetel musik dengan nada kencang. Sehingga tak ada yang mendengar suara gadis kecil itu saat berteriak.
Hidup mengerikan yang dialami Lauran berakhir tahun 2001, setelah seorang tetangga mereka memergoki aksi biadab itu dari rumahnya yang berseberangan.
Tetangga tersebut melapor ke polisi. Saat digeledah, polisi menemukan anak malang tersebut dengan kondisi mengenaskan.
Di usia delapan tahun, berat badan Lauran hanya 10 kg. Ia sangat kurus dan ketakutan.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa dalam kegelapan lemari pakaian. Aku tidur disana dan harus menggunakannya untuk kamar mandi. Aku berbaring diatas selimut tipis yang sering basah karena kencing," kata Lauran sebagaimana dikutip dari mirror.co.uk, Jumat (09/01/2014).
Lauren juga kerap disiksa dan disudut dengan rokok.
Menyedihkan, karena saat Lauran dikurung dalam lemari, ia masih bisa mendengar tawa dan canda saudara-saudaranya dilantai bawah.
Usai dibebaskan, Lauran sangat trauma. Ia selalu menyembunyikan makanan, sering menjerit dan menggigil ketakutan, dan begitu takut pada air.
Lauran diangkat oleh pasangan Lauren Sabina dan Bill Kavanaugh. Ia sempat dirawat berhari-hari dirumah sakit dan menjalani operasi untuk memulihkan kondisi fisik dan mentalnya.
Kini Lauran berusia 22 tahun. Dia kuliah di Fakultas Psikologi dan memilih menjadi aktivis anti kekerasan seksual pada anak. Sementara kedua orangtua yang menyiksanya dipenjara seumur hidup.