Ibu Asal Filipina Kalungkan Tali ke Anaknya Hanya Bersenang-senang
Alasan seorang ibu asal Filipina tak masuk akal, terkait tindakannya mengalungkan tali di leher bayinya layaknya hewan peliharaan hanya senang-senang.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Alasan seorang ibu asal Filipina tak masuk akal, terkait tindakannya mengalungkan tali di leher bayinya layaknya hewan peliharaan hanya untuk bersenang-senang.
Foto-foto anak dengan kondisi leher terikat tali yang ia unggah salah satu akun Facebook kini sudah dihapus. Di foto itu tampak balita tanpa busana dengan tali di lehernya, merangkak ke arah mangkuk makanan anjing.
Menurut Philippine Daily Inquirer, foto-foto itu disertai keterangan yang bertuliskan, "Anjing peliharaan baru saya. Ia mengikuti semua yang saya katakan kepadanya. Banyak yang tertawa di sini."
Pemerintah Filipina bertindak cepat menanggapi foto tersebut. Departemen Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan (DSWD) Filipina langsung menangkap wanita itu berdasar foto yang diunggahnya di Facebook.
Sementara untuk keselamatan, DSWD membawa anak perempuan tadi ke pusat penampungan anak-anak dan remaja, dan berencana akan memeriksakan kondisi medisnya.
Meskipun perbuatanya dapat mengarah kepada perbuatan kekerasan dan pelecehan anak, namun wanita itu membela apa yang dilakukannya.
"Anaknya dan sepupu sedang bermain di daerah di mana ada banyak hewan, seolah-olah mereka meniru binatang. Sang ibu kemudian memfoto anaknya yang tampaknya bercanda," kata Marilyn Tigas, Kepala Kantor DPKS Provinsi Bataan.
Menurut Sekretaris Kesejahteraan Sosial, Corazon Soliman, tindakan si ibu jelas tidak bisa ditolerir. "Anak tidak tahu bahwa itu hanya lelucon," katanya.
Sang ibu terancam dipidana menggunakan Undang-Undang Filipina terhadap pelecehan anak. Karena siapa pun tak berhak memperlakukan anak seperti mainan. "Siapa pun melakukan hal ini dapat dihukum menurut hukum," kata Soliman.
Wanita yang namanya tidak diketahui itu telah meminta maaf atas apa yang dia lakukan, dan DSWD akan menentukan mengenai hak asuh anak itu. (Asiaone.com)