Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

James Riady Gandeng Konglomerat Myanmar Kibarkan Bendera RS Siloam di Yangon

Siloam menaikan gaji dokter berkali-kali lipat agar para dokter fokus melayani pasien

Penulis: Dahlan Dahi
zoom-in James Riady Gandeng Konglomerat Myanmar Kibarkan Bendera RS Siloam di Yangon
TRIBUNNEWS.COM/DAHLAN DAHI
Bos Lippo Group James Riady (kanan) dan konglomerat Myanmar, Serge Pun (tengah), di Pun Hliang Siloam Hospital di Yangon, Myanmar, Jumat (5/6/2015). 

Ditanya tentang sumber pembiayaan untuk investasi di Myanmar, James Riady menjelaskan, kondisi perbankan di Myanmar masih belum menunjang untuk mengucurkan kredit.

Negara junta militer ini juga dikenai sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat dan Eropa.

"Satu-satunya jalan, ya, membiaya sendiri," ujar James Riady. Satu rumah sakit, katanya, membutuhkan investasi sekitar 50 juta dolar Amerika Serikat.

Seusai sarapan, James Riady dan Serge Pun meninjau persiapan peresmian Pun Hlaing Siloam Hospital.

Begitu masuk ke kawasan rumah sakit yang tidak jauh dari lapangan golf, "bendera" Siloam sudah mulai terlihat. Papan nama rumah sakit sudah dilengkapi kata "Siloam".

Rumah sakit ini sebenarnya sudah berdiri cukup lama namun masih sepi pasien. Jumlah tempat tidurnya pun terbatas, hanya 60.

Enam bulan terakhir, Siloam menyulap rumah sakit ini menjadi modern. Dinding dicat, plafon dirapikan. Bunga-bunga diletakan menghiasi bagian dalam maupun luar bangunan rumah sakit.

Berita Rekomendasi

Ada kolam di samping kiri rumah sakit, tempat pohon teratai tumbuh subur. Dedaunan rindang di sekitar rumah sakit mengesankan rumah sakit ini lebih mirip club house lapangan golf.

"Coba bandingkan?" teriak dokter Gershu Paul kepada Tribunnews.com. "Tidak ada bedanya dengan Siloam Lippo Karawaci, bukan?"

Dokter Paul adalah warga Selandia Baru. Sembilan tahun terakhir, Dokter Paul merupakan arsitek di balik sukses Siloam di Indonesia.

Dalam tempo singkat, Siloam telah membangun dan mengoperasikan 20 rumah sakit di 13 kota.

"Kami tinggal copy-paste Siloam di Indonesia," kata Dokter Paul. "Karena itulah, enam bulan cukup untuk menyulap rumah sakit ini."

Pun Hlaing Siloam Hospital, tempat Dokter Paul menjadi CEO, kini memiliki 174 kamar, peralatan kedokteran standar internasional, dan alat scan otak dan jantung seharga 2 juta dolar AS.

Dokter yang mengoperasikan alat mahal itu pun didatangkan dari luar negeri. Dia dari Belanda.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas