Wanita Cantik Ini Bisa Tiba-tiba Tidur Saat Tertawa
Lucy Tonge (18), gadis cantik ini selalu tiba-tiba tertidur di sela-sela kegiatannya. Hal ini disebabkan ia menderita narkolepsi.
Editor: Sugiyarto
![Wanita Cantik Ini Bisa Tiba-tiba Tidur Saat Tertawa](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengidah-narkolepsi_20150616_205002.jpg)
Laporan Tribun Jateng, Vania Putri
TRIBUNNEWS.COM - Lucy Tonge (18), gadis cantik ini selalu tiba-tiba tertidur di sela-sela kegiatannya. Hal ini disebabkan ia menderita narkolepsi.
Narkolepsi adalah sejenis gangguan neurologis kronis yang mempengaruhi bagian otak yang berfungsi mengatur pola tidur.
Lucy bukanlah satu-satunya penderita narkolepsi, ada sekitar 25% penduduk di dunia yang menderita penyakit ini.
Biasanya rasa kantuk menyerang hampir sepanjang waktu terutama di siang hari dan baru bisa hilang setelah tidur minimal 15 menit, tetapi dalam waktu singkat rasa kantuk tiba-tiba menyerang lagi.
Penderitanya amat sulit mempertahankan diri dalam keadaan sadar. Sebaliknya kebanyakan penderita narkolepsi mengeluh tidak mengantuk dan tidak dapat tidur di malam hari.
Lucy Tonge mengaku terserang gangguan narkolepsi sejak berusia 13 tahun setelah ia divaksin flu babi.
Awalnya ia tiba-tiba tertidur ketika menonton televisi, ketika ia tertawa, hingga saat itu kedua orangtuanya kesal dan sempat mengira Lucy sengaja bercanda bahkan dinilai tak sopan dan konyol ketika beraktivitas tiba-tiba ia tertidur.
"Aku sempat memarahinya, ketika ia tidur mendadak saat tertawa. Ini konyol, tapi berulang kali ia melakukannya dan ia memang tak dapat menahan kantuknya," kata sang ibu.
Lucy pun telah berobat ke dokter dan memang diagnosa menunjukkan ia menderita gangguan narkolepsi. Semakin hari gangguan narkolepsi Lucy semakin parah, ia bisa tertidur lebih dari 40 kali sehari.
Pemerintah Inggris mengakui saat melakukan vaksin flu babi pada warga di tahun 2009 dan 2010 memang menimbulkan dampak yang negatif, salah satunya adalah gangguan otak seperti narkolepsi.
Namun, saat dikonfirmasi untuk dimintai pertanggungjawaban, Departemen Tenaga Kerja dan Pensiun menolak untuk memberikan kompensasi pada 80 orang yang terkena narkolepsi akibat vaksin masal tersebut, dalam hal ini termasuk Lucy. Pemerintah mengatakan narkolepsi bukanlah cacat yang berat.