Saat Dihukum Mati, Pelaku Bom Boston Minta Maaf
Warga AS keturunan Chechnya tersebut dijatuhi hukuman mati dalam enam tuduhan dalam serangan teroris paling berdarah di tanah AS
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku peledakan bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev, mengucapkan permintaan maaf kepada korban-korbannya dalam sidang putusan yang berlangsung dengan emosional di hari Rabu (24/6/2015), di mana ia dijatuhi hukuman mati.
Warga AS keturunan Chechnya tersebut dijatuhi hukuman mati dalam enam tuduhan dalam serangan teroris paling berdarah di tanah AS sejak 11 September 2001.
"Saat ini saya ingin meminta maaf kepada para korban dan mereka yang selamat," kata mantan mahasiswa berusia 21 tahun tersebut seperti dikutip dari Asiaone.com, Kamis.
"Saya bersalah," katanya dalam aksen Rusia. "Janganlah ada keraguan tentang itu. Saya minta maaf untuk kehidupan yang telah saya ambil, untuk penderitaan, kerusakan yang telah saya lakukan," turunya.
Mengenakan blazer gelap dengan kulit yang terlihat pucat, Dzokhar kemudian mengatakan dirinya meminta pengampunan Allah atas perbuatannya.
Hakim yang menyidangkan perkaranya, George O'Toole menjatuhkan hukuman mati kepadanya setelah, 12 juri memutuskan dengan suara bulat bahwa ia bersalah.
"Saya jatuhi hukuman mati kepada anda," kata O'Toole sebelum memerintah petugas US Marshals membawanya pergi.
Tsarnaev dimasukkan ke dalam penjara federal di Terre Haute, Indiana, namun jaksa mengatakan ia bisa dikirim ke penjara dengan keamanan maksimal Florence ADX, di Colorado.
Pengacaranya, Judy Clarke mengatakan dalam pengadilan bahwa kliennya telah mengaku bersalah tahun lalu, namun pernyataannya di hari Rabu adalah penyesalannya yang ia ungkapkan di muka publik.(Asiaone.com)