Rusuh, Dua Petinggi Taksi Uber di Perancis Diadili
Uber juga dikenakan tuduhan atas penyimpanan dan penggunaan data pribadi tanpa sepengetahuan pengawas data Perancis.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Jaksa Penuntut Umum Paris mengabarkan pada Selasa (30/6/2015) bahwa pihaknya sudah memanggil dua eksekutif taksi Uber di California untuk menghadap pengadilan pada 30 September 2015 mendatang.
Dua pejabat yang akan memenuhi panggilan tersebut antara lain Pierre-Dimitri Gore-Coty, Manajer Umum Uber untuk wilayan Eropa Barat, dan Thibaud Simphal, Manajer Umum Uber Perancis.
Pemanggilan tersebut terkait aksi protes dan kerusuhan dari sejumlah pengemudi taksi di Perancis, serta pernyataan dari pemerintah Prancis yang mengatakan bahwa taksi Uber adalah ilegal.
Menurut Jaksa Francois Molins kepada NDTV, kedua petinggi Uber tersebut akan diadili atas tuduhan kecurangan dalam praktek layanan komersial dan keterlibatan dalam pengoperasian layanan taksi ilegal.
Selain itu, Uber juga dikenakan tuduhan atas penyimpanan dan penggunaan data pribadi tanpa sepengetahuan pengawas data Perancis.
Di lain sisi, sebuah investigasi juga sempat dilakukan pada perusahaan Uber demi menemukan pemicu kerusuhan yang dilakukan oleh supir-supir taksi di Prancis.
Sebelumnya, hukum di Perancis sempat membatasi aktivitas para pengemudi taksi Uber, yang diberlakukan pada Oktober 2014, namun Uber berdalih dengan alasan pihaknya memiliki hak untuk berbisnis.
Uber, layanan taksi murah yang dioperasikan melalui aplikasi UberPOP, memang telah memicu banyak keluhan dari pengemudi taksi di beberapa negara, termasuk Perancis, London, dan New Delhi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.