Presiden Bolivia Berikan Salib Berbentuk Palu Arit untuk Paus Fransiskus
Bertemu Presiden Bolivia Evo Morales, Paus Fransiskus dihadiahi salib yang berbentuk palu dan arit
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BOLIVIA - Bertemu Presiden Bolivia Evo Morales, Paus Fransiskus dihadiahi salib yang berbentuk palu dan arit, yang kemudian dikembalikan oleh sang paus.
Pada kunjungannya ke Bolivia, Rabu (8/7/2015) itu dikatakan Telegraph sang paus sempat memperlihatkan wajah yang enggan menerima ketika diberikan salib berbentuk simbol komunis itu oleh Presiden Morales.
Setelah diserahkan, disebutkan Paus Fransiskus sempat melihat kembali salib itu, sebelum akhirnya ia kembalikan ke seorang asisten presiden.
Menurut The Guardian, salib itu berwarna emas, berbahan kayu, dan terdiri dari dua bentuk, yaitu palu dan arit. Pada bentuk palu, terdapat sesosok rupa seperti Yesus yang tersalib.
Salib tersebut dikatakan Telegraph seperti perpaduan antara simbol Kristen dan komunisme.
Dikatakan bahwa salib itu sebenarnya replika dari salib buatan Bapa Luis Espinal, seorang aktivis HAM yang tewas akibat dibunuh pasukan paramiliter pada 1980.
Ketika Morales menyerahkan hadiah itu, ada pihak yang mengatakan bahwa Paus Fransiskus kemudian berkomentar: "Ini tidak benar", namun ada juga yang mendengar: "Aku tak tahu soal itu", mengacu pada sejarah di balik salib itu.
Pemberian salib itu ternyata memicu beragam respons dari berbagai pihak.
Ada yang mengatakan bahwa pemberian salib itu sebenarnya terselubung motif politik di baliknya, ada pula yang berpendapat itu adalah usaha untuk memanipulasi sang paus.
Namun, perwakilan Vatikan Federico Lombardi mengatakan Paus Fransiskus justru tak merasa tersinggung akan hadiah salib itu, yang menurut sang paus diberikan untuk mengenang kematian Bapa Espinal.
Morales memang terkenal akan pandangannya yang menentang gereja, terlebih pernyataannya bahwa Gereja Katolik Roma adalah musuh besarnya.
Setelah Paus Fransiskus diangkat, Morales tiba-tiba mengubah sikapnya terhadap gereja dan mulai membina hubungan baik dengan petinggi-petinggi agama.