Anak Laki-lakinya Terbunuh, Nenek Ini Pimpin Polisi Desa Lawan Taliban
Perempuan tua ini tak pernah mencicipi bangku sekolah, tetapi kemudian dia bisa memimpin kesatuan polisi di kawasan Sistani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Dari kerut yang memenuhi wajahnya, Ferozah kemungkinan sudah berusia 60 atau 70 tahun.
Namun, tak ada yang tahu pasti usia perempuan tua itu karena Ferozah sendiri tak tahu persis berapa umurnya.
Perempuan tua ini tak pernah mencicipi bangku sekolah, tetapi kemudian dia bisa memimpin kesatuan polisi di kawasan Sistani, Provinsi Marjah, Afganistan, setelah anak laki-lakinya terbunuh.
Dia pernah menerima penghargaan tertinggi untuk perempuan di Afganistan, yaitu medali Malalai. Nama medali tersebut berasal dari seorang pejuang perempuan abad ke-19 yang melawan Inggris.
Ia menjadi perempuan pemimpin di pedesaan, tempat biasanya kaum Hawa di pedesaan Afganistan jarang bekerja di luar rumah.
Oleh karena itu, sosok Ferozah yang menjadi pemimpin polisi tentu menjadi keunikan tersendiri. Namun, Ferozah masih memiliki sederet cerita unik lainnya.
Dua cucu laki-laki Ferozah, Faizal Mohammed (13) dan Sultan Mohammed (14), turut membantu perlawanan neneknya.
Dengan cepat layaknya seorang serdadu berpengalaman, kedua bocah itu sudah fasih melepas lalu memasang kembali sebuah senapan serbu Kalashnikov.
"Kelompok Taliban mengejek saya. Kata mereka, 'Kamu sudah tak punya apa-apa, cucumu saja kau persenjatai'. Namun, pemerintah menang dan mereka yang kalah," kata Ferozah.
Ferozah menyebut cucu-cucunya "pejuang Sistani" yang sudah banyak melawan Taliban. Mereka adalah bocah serdadu yang keberadaannya melawan hukum internasional.
Sistani berada di garis depan antara zona padat populasi di tengah, tempat sebagian besar orang tinggal, serta area yang kosong di utara dan selatan.
Sepeninggal tentara Inggris dan pasukan asing lainnya pada akhir tahun lalu, keberadaan kelompok Taliban di Provinsi Helmand, Afganistan selatan, bertambah kuat.
Tak lagi khawatir akan serangan udara, kelompok Taliban melakukan penyerangan yang lebih besar dan memperluas kekuatan mereka sampai ke kota-kota terisolasi di wilayah utara provinsi tersebut, termasuk Sangin dan Musa Qala.
Keberadaan Taliban juga menyulitkan proses perbaikan pembangkit listrik tenaga air di Kajaki. Jika pembangkit tersebut beroperasi dalam kapasitas penuh, maka ada perubahan standar hidup yang signifikan di wilayah tersebut.
Salah satu bagian dari kekuatan Afganistan yang berupaya melawan Taliban adalah polisi-polisi lokal, termasuk Ferozah.(BBC Indonesia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.