Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sanja Matsuri di Jepang Diwarnai Perkelahian Kelompok Yakuza

Sanja Matsuri, festival musim panas yang biasa dilakukan setiap pertengahan Mei di Asakusa, Tokyo dihadiri sekitar tiga juta pengunjung.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sanja Matsuri di Jepang Diwarnai Perkelahian Kelompok Yakuza
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Perkelahian para anggota Yakuza Jepang saat Sanja Matsuri hari terakhir 17 Mei 2015. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sanja Matsuri, festival musim panas yang biasa dilakukan setiap pertengahan Mei di Asakusa, Tokyo dihadiri sekitar tiga juta pengunjung. Sangat ramai dan juga dipenuhi para anggota yakuza terutama dari kelompok Sumiyoshi-kai yang memiliki markas di Asakusa.

Festival dan keramaian kali ini semakin dibuat seru oleh perkelahian para anggota yakuza tersebut. Padahal penyebabnya hanya karena soal sepele saja, dorong-dorongan, bicara asal-asalan sehingga orang lain kesal, semua itu membuat perkelahian seru 17 Mei 2015 saat berakhirnya Sanja Matsuri.

Bagaimana dengan polisi? Kelihatan tak bisa berkutik, diam saja menyaksikan dan mengetahui kejadian tersebut. Mengapa? Karena jumlah kelompok berkelahi sangat banyak, jauh melebihi jumlah polisi.

"Apabila polisi ikut masuk di arena tersebut malah berbahaya, bisa digebuk banyak orang nanti, mencederai polisi sendiri. Jadi biasanya tunggu sampai selesai, agak tenang, barulah diambil tindakan," kata sumber Tribunnews.com, Jumat (31/7/2015).

Tribunnews.com menyaksikan perkelahian tersebut yang berusaha dipisahkan oleh peserta festival yang berbadan besar. Tetapi yang namanya cuaca panas dan mungkin yang berkelahi dengan hati panas, sudah dipisahkan malah terus memukul, bahkan yang memisahkan pun kena tendang kelompok lain. Mungkin kesal karena ikut campur tangan memisahkan.

Cukup ramai perkelahian tersebut dan terlihat para anggota yakuza dengan tato di badan mereka, ikut pula berkelahi.

Sanja matsuri mulai rusak namanya karena citranya sebagai festival para anggota yakuza. Padahal sejak dua tahun lalu sudah dikeluarkan aturan dilarang berpartisipasi di Sanja Matsuri apalagi sampai bertelanjang badan memamerkan tatonya lalu naik ke arak-arakan tersebut.

Namun kenyataan 17 Mei lalu hal tersebut tetap saja terjadi. Sambil pengumuman dilakukan para senior, mungkin juga salah satu bos Yakuza di sana, para anggota yakuza dengan telanjang dada dan tato di sekujur badan, tetap saja berdiri di atas arak-arakan patung mini kuil omikoshi sehingga kelihatan oleh orang banyak dari segala arah, termasuk oleh polisi.

Namun polisi hanya melihat saja tak melakukan apa-apa di tengah keramaian itu. Setelah matsuri berakhir, tenang sejenak, barulah polisi mengambil tindakan seusai festival tersebut sehingga ada penangkapan terhadap sedikitnya dua orang pelaku yakuza yang ikut dalam Sanja Matsuri tersebut.

Baca: Ikutan Sanja Matsuri, Dua Anggota Yakuza Ditangkap Polisi Jepang

Perkelahian orang Jepang ini sebenarnya sama di berbagai negara. Ada suasana panas, hati panas, hanya gara-gara soal sepele, dorong-dorongan, ucapan kasar. Jadilah perkelahian di sana-sini.

Terlebih lagi para anggota yakuza kelas bawah atau Cimpila memang sangat mudah terpancing perkelahian.

Info lengkap Yakuza silakan baca di www.yakuza.in.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Terkini
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas