Dokter Australia Desak Hapus Olahraga Tinju, Ini Alasannya
Tapi olahraga ini juga menampilkan orang-orang yang berusaha untuk tampil sekeras mungkin untuk melukai orang lain secara fisik.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Asosiasi Kedokteran Australia mendesak agar cabang olahraga beladiri seperti tinju dilarang dipertandingkan dalam olimpiade dan kejuaraan olahraga Commonwealth karena mereka prihatin olahraga ini dapat menyebabkan "cedera yang tidak bisa diubah'.
Praktisi kedokteran Australia menilai pertandingan tinju dan seni beladiri campuran (mixed martial arts/MMA) kerap menampilkan pertandingan antara atlet terampil yang bersaing untuk mendapatkan yang terbaik dari kemampuan mereka.
Tapi olahraga ini juga menampilkan orang-orang yang berusaha untuk tampil sekeras mungkin untuk melukai orang lain secara fisik.
Karenanya dalam pernyataan terbaru mereka, Asosiasi Medis Australia (AMA ) secara resmi menentang bentuk-bentuk olahraga yang tujuannya adalah menimbulkan cedera fisik.
AMA mendefinisikan olahraga beladiri adalah olahraga dalam bentuk apapun baik martial art atau kegiatan yang tujuan utama dari pesertanya adalah untuk menyerang, menendang, memukul, bergulat , melempar atau memukul satu atau lebih peserta ".
"Olahraga ini mendemonstrasikan kepada publik kekerasan interpersonal yang unik di antara kegiatan olahraga. Kemenangan diperoleh dengan menimbulkan cedera fisik pada lawan yang bertarung dengan mereka hingga tidak mampu melanjutkan pertandingan atau setidaknya dapat dilihat secara signifikan lebih hebat dari yang lain,"
AMA mendesak agar olahraga pertarungan seperti ini dan juga martial arts harus dilarang dilakukan oleh mereka yang berusia dibawah 18 tahun dan khusus untuk olahraga tinju agar benar-benar dilarang di berbagai kejuaraan olahraga internasional.
Sebagai dokter UGD, Wakil Presiden AMA, Steve Parnis mengatakan dia melihat banyak sekali cedera yang disebabkan karena olahraga tempur seperti MMA.
"Saya menyaksikan serangkaian cedera tapi satu hal yang kami sangat prihatin adalah cedera yang mempengaruhi otak dan juga tulang belakang," katanya.
"Cedera yang diakibatkan tidak bisa diubah hanya karena satu pukulan sepele ke bagian kepala,"
Dr Parnis mengatakan semakin populernya MMA atau pertandingan didalam kandang perlu mendapat perhatian khusus.
"Ini langkah mundur, ini hal yang pantasnya berasal dari abad ke-19,"
"Cedera gegar otak sekarang ini sangat lazim, bahkan semakin banyak jadi kami menilai tinju karena atletnya menggunakan sarung tangan seperti pertandingan bantal di kasur, bisa menimbulkan cedera di leher rahim.
"Saya belum mendengar ada kasus quadriplegia tapi saya pikir itu hanya masalah waktu saja,".
Lukas Jackson yang mewakili Australia dalam olahraga tinju di Olimpiade dan pernah memenangkan medali perunggu di Commonwealth Games pada tahun 2006, mengaku pernah melihat hal-hal mengertikan dalam tinju.