Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Emi Ishibashi 20 Tahun di Jepang Promosikan Indonesia dan Budayanya

Selama 20 tahun berada di Jepang, Emi Hermindawati Ishibashii kini menjadi pengajar di sebuah universitas dan satu sekolah lain di Jepang

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Emi Ishibashi 20 Tahun di Jepang Promosikan Indonesia dan Budayanya
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Emi Hermindawati Ishibashi (46), telah 20 tahun di Jepang mempromosikan Indonesia. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Takdir seseorang memang tak ada yang tahu. Selama 20 tahun berada di Jepang, Emi Hermindawati Ishibashii (46) kini menjadi pengajar di sebuah universitas dan satu sekolah lain di Jepang.

Dia juga mengajarkan bahasa Indonesia dan budaya Indonesia, mempromosikan Indonesia ke berbagai kalangan di Jepang terutama sejak 16 tahun terakhir ini setelah menjadi pengajar bahasa Indonesia di Kyushu Kokusai University (KKU).

"Dulu saya lulusan Universitas Dharma Persada. Lalu oleh dosen saya ditarik ke Fukuoka menjadi Asisten Dosen bahasa Indonesia. Setelah dua tahun dia pulang, akhirnya saya diminta menggantikannya hingga kini," kata Emi Hermindawati Ishibashii, khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (16/9/2015) saat peringatan HUT ke-70 RI di Hotel New Otani Fukuoka, Jepang.

Selain mengajar di Kyushu Kokusai University, selama 12 tahun juga mengajar paruh waktu seminggu sekali di Chikushi Jogakuen, sekolah Jepang tersebut, juga sebagai pengajar bahasa Indonesia.

"Saya juga mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia di beberapa sekolah dasar di Jepang untuk memperkenalkan Indonesia dan budayanya serta Islam dengan makanan halalnya," tambahnya.

Kelas yang diajarkannya juga tidak tanggung-tanggung. Di Kyushu Kokusai University setiap kelas ada 40 orang dan ada lima kelas harus diajarkannya semua mengenai Indonesia dan budayanya.

"Jadi saya sibuk sekali di Kyushu Kokusai University, banyak sekali muridnya," kata Emi.

Di lembaga-lembaga pendidikan Jepang itulah Emi juga mengajarkan mengenai budaya halal, makanan halal dan Islam.

 "Di Fukuoka mulai banyak makanan, toko-toko dan restoran halal, jadi saya berusaha mengajarkan dan membuat orang Jepang mengerti mengenai halal tersebut," katanya.

Bukan hanya Emi, sang suami yang bekerja di supermarket di Jepang juga akhirnya berusaha memperkenalkan label halal kepada manajernya yang akhirnya menerima hal tersebut.

"Karena usahanya maju berkat label halal tersebut, suami saya bahkan mendapat penghargaan khusus dari presiden perusahaannya. Bangga juga saya memiliki suami yang bisa mempromosikan produk halal di Jepang," ujar Emi.

Selain itu Emi juga banyak mendapat masukan dari teman-temannya kalangan muslim apabila datang ke toko suaminya tersebut.

"Misalnya ada produk yang kedaluwarsa, teman saya lapor segera ke saya menemukan hal tersebut, sehingga toko yang semula masih menjual produk tersebut tentu saja segera menarik mundur produknya. Banyak sekali masukan-masukan dari teman-teman mengenai produk halal yang dijual di toko suami saya," lanjutnya.

Emi tidak hanya memperkenalkan mengenai Indonesia dan budayanya, tetapi juga akhirnya melibatkan suaminya yang berusaha memperkenalkan dunia halal kaum muslim ke masyarakat Jepang.

"Senang juga dapat berpartisipasi mempromosikan Indonesia di Jepang," kata Emi.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas