Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jemaah Haji Indonesia: Saya dan Istri Tiga Kali Jatuh, Terinjak-injak Orang Kulit Hitam

Saat itu Acep memang hendak melakukan ritual lempar jumrah

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Jemaah Haji Indonesia: Saya dan Istri Tiga Kali Jatuh, Terinjak-injak Orang Kulit Hitam
net

TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Jemaah haji asal Indonesia Acep Saefudin (48) hampir menjadi korban insiden maut di Mina.

Saat itu Acep memang hendak melakukan ritual lempar jumrah.

Ketika kejadian ia terlebih dahulu bersama kelompok rombongannya melakukan survei berdasarkan peta yang diberikan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Mereka mengikuti jalur resmi untuk jemaah asal Indonesia yang tinggal di Minajadid dan memang tidak melewati jalur 204 yang menjadi lokasi kejadian tetapi lurus jalan King Fahd.

"Memang seharusnya lurus, tetapi di pertigaan kami dicegat askar dan membelokkan kami ke kiri," katanya.

Setelah belok ke kiri tak lama kelompok yang dibawanya berhadapan dengan jemaah haji dari negara lain yang sudah tidak menggunakan ihram.

Saat tiba di lokasi tersebut seluruh pintu pagar ke tenda jemaah pun terkunci rapat. Kemudian ada mobil bak terbuka yang mogok di lokasi tersebut.

Berita Rekomendasi

Akibatnya jemaah yang dibawa Acep pun berhadapan dengan jemaah asal Afrika. Dari arah berlawanan jemaah asal Afrika tersebut terus ingin bergerak, sementara jemaah dari belakang mendorong sehingga keadaan Acep dan jemaah lainnya terjepit sampai akhirnya banyak orang yang terjatuh. Bahkan Acep sendiri pun terjatuh tiga kali dan sempat terinjak-injak.

"Saya paling depan, saya sempat tiga kali terjatuh termasuk istri, saya tarik istri kemudian saya jatuh lagi dan terinjak-injak pinggang saya oleh orang kulit hitam. Kemudian saya tarik lagi istri saya," ujarnya.

Hal serupa pun diungkapkan Roni Erdianto (34) dimana saat rombongannya akan menuju jamarat tiba-tiba dicegat tiga askar dan mengarahkannya ke kiri.

Memang cukup aneh pengalihan tersebut mengingat jalan yang harus dilalui sudah terlihat berjubel dengan orang.

Pihaknya sempat memaksa untuk lurus mengingat banyak lansia dan tidak memungkin masuk dalam kerumunan orang.

Tetapi sang askar tetap mengarahkan ke jalur yang tidak resmi.

"Kita maksa lurus karena sama rombongan lansia, ada beberapa pakai kursi roda," ujar Roni.

Tetapi memang dari rombongan tersebut beberapa regu diperbolehkan melewati jalur resmi oleh para askar yang kondisinya kosong.

Dua regu yang ada di belakang regu yang dipimpin Roni begitu terjadi kericuhan diarahkan lurus sehingga dua rombongan terakhir selamat.

"Dua rombongan terakhir selamat karena terlambat tunggu makan terlebih dulu," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas