Tujuh Negara Desak Rusia Hentikan Serangan ke Oposisi Suria
Serangan udara Rusia Menyasar Kamp Pelatihan CIA
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak tujuh negara di dunia meminta kepada Rusia segera menghentikan serangan militer mereka terhadap kelompok oposisi dan warga sipil Suriah dan memfokuskan serangan kepada kelompok bersenjata ISIS.
"Kami mengungkapkan keprihatinan yang mendalam berkenaan dengan meningkatnya kehadiran militer Rusia di Suriah, terutama terkait serangan Angkatan Udara Rusia di Hama, Homs dan Idlib kemarin yang menyebabkan jatuhnya korban sipil, namun tidak menargetkan Da'esh (ISIS)," seperti dikutip dari pernyataan bersama pemerintah AS, Inggris, Turki, Perancis, Jerman, Qatar dan Arab Saudi, Kamis (1/10/2015), waktu setempat.
Rusia diketahui telah melancarkan serangan udara di wilayah Suriah, setelah menerima permintaan intervensi militer dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun serangan udara Rusia pertama mereka di Suriah, terjadi di wilayah barat kota Homs, yang notabene berada di bawah kendali kelompok anti-pemerintah Rusia.
Negara Eropa Timur tersebut, diketahui merupakan koalisi dari Suriah dan telah mengikat perjanjian aliansi militer satu dengan yang lain.
Sejumlah negara mengungkapkan keprihatinannya dengan langkah Rusia tersebut. Mereka menilai langkah tersebut akan memperkeruh situasi di Suriah.
"Langkah militer tersebut dapat meningkatkan esklasi konflik, dan memberikan 'bahan bakar' terhadap ekstremisme dan radikalisasi."
Serangan udara Rusia Menyasar Kamp Pelatihan CIA
Seorang komandan kelompok pemberontak Suraih, mengatakan, pesawat tempur Rusia, di hari Kamis melancarkan serangan udara terhadap kamp pelatihan milisi pemberontak di Idlib. Kamp pelatihan itu dikelola oleh dinas intelijen AS, CIA.
"Kamp pelatihan kami terletak di Jabel al Zawia di Idlib, dan kami telah menerima dukungan militer dari Amerika untuk membantu memerangi Daesh di Aleppo dan Idlib," kata Hassna Haj Ali, komandan divisi utara Brigade Suqur al Jabal.
Kelompok ini memerangi ISIS di utara Suriah, selama lebih dari setahun.
Ali mengatakan tidak ada seorangpun yang tewas dalam serangan udara tersebut. [Sumber: CNN].