Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Punya Tato Dewa Hindu, Turis Ini Terancam Dikuliti

Anda ingin bikin tato? Lebih baik pikirkan dulu secara matang, jika tidak ingin bernasib seperti turis Australia ini.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Punya Tato Dewa Hindu, Turis Ini Terancam Dikuliti
KOMPAS.com
Ilustrasi tato dewa ganesha 

TRIBUNNEWS.com, BANGALORE - Anda ingin bikin tato? Lebih baik pikirkan dulu secara matang, jika tidak ingin bernasib seperti turis Australia ini.

Ya, seorang warga Australia diancam akan dikuliti gara-gara memiliki tato dewa Hindu di kakinya.

Kini, pemilik tato tersebut tengah diburu aktivis sayap kanan di India, demikian disampaikan kepolisian Bangalore, Senin (19/10/2015).

Pemilik tato dewa Hindu itu bernama Matthew Gordon.

Awalnya, dia bersama pacarnya sedang berada di sebuah restoran di kota bagian selatan Bangalore ketika belasan aktivis dari partai nasionalis Hindu, Bharatiya Janata, mulai mengganggu pasangan tersebut.

Mereka meminta Gordon menghapus tato dewa Hindu di kakinya karena dianggap melecehkan agama.

Mendapat ancaman tersebut, Gordon melaporkan para aktivis itu ke kepolisian setempat.

Berita Rekomendasi

Kepada Wakil Komisaris Kepolisian Banglore, Sandeep Patil, Gordon menyatakan, belasan aktivis tersebut mengancam akan mengulitinya jika tidak menghapus tato tersebut.

"Saya lega ketika melihat seorang polisi, namun seketika saya terkejut dia malah menyalahkan saya, dan berkata, 'Ini India dan kita menghina umat Hindu," kata Gordon kepada media The Hindu.

Polisi itu kemudian membawa Gordon ke kantor polisi. Di sana, Gordon dan pacarnya dipaksa untuk duduk selama tiga jam.

"Mereka membebaskan saya setelah saya meminta maaf dan akan menutup tato tersebut," jelas Gordon.

Ketegangan antara Gordon dan aktivis sayap kanan itu mereda setelah turis berusia 21 tahun itu menulis surat permintaan maaf yang dialamatkan kepada inspektur polisi setempat.

Gordon berjanji akan menutup tatonya selama di India.

Kepolisian juga berjanji akan menindak tegas para aktivis tersebut jika mereka melakukan pelanggaran.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas