Lelaki 29 Tahun Yang Disebut Otak di Balik Serangan Brutal di Paris
Pria berkebangsaan Belgia itu dicurigai telah merencanakan serangan di Eropa.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PARIS -- Perancis menyatakan dalang di balik serangan Paris pada Jumat (16/11/2015) adalah Abdelhamid Abaaoud.
Pria berkebangsaan Belgia itu dicurigai telah merencanakan serangan di Eropa.
Abaaoud (29) disebut-sebut telah merencanakan serangan brutal di Paris dari Suriah.
Dia dilatih perang bersama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak dan kawasan Mediterania.
Abaaoud adalah ketua jaringan teroris di Verviars yang dibongkar oleh polisi Belgia pada Januari lalu dalam sebuah baku tembak yang menewaskan dua anggota kelompok radikal.
Dia diadili secara in absentia bersama 32 anggota kelompok radikal dan divonis 20 tahun penjara.
Polisi meyakini Abaaoud membantu mengatur penyerangan teroris di sebuah kereta dari Amsterdam tujuan Paris pada 21 Agustus lalu, yang digagalkan oleh empat penumpang, termasuk oleh seorang pengusaha Inggris, Chris Norman.
Abaaoud juga diduga merencanakan serangan terhadap sebuah gereja di Paris.
"Dia kemungkinan otak di balik beberapa serangan terencana di Eropa," kata sebuah sumber yang dekat dengan penyidik di Perancis kepada Reuters.
Abaaoud berasal dari distrik Molenbeek, Brussels, Belgia. Ayahnya, Omar adalah seorang penjual grosiran. Abaaoud bersama saudaranya berusia 13 tahun, Younes, dibawa ke Suriah pada Januari 2014.
Keluarganya sebelumnya mengumumkan bahwa Abaaoud telah tewas, tetapi menurut polisi, klaim itu palsu.
Dalam majalah propaganda ISIS yang berbahasa Inggris, Dabiq, Abaaoud mengaku bergabung kembali dengan kelompok ISIS di Suriah.
Melalui video dan majalah propoganda ISIS, Abaaoud membual tentang bagaimana dia bisa lolos dari sergapan polisi.
Abaaoud diyakini pernah berada di Raqqa pada April-Juni 2014, kemudian di Tabka, Deir ezZora, dan terakhir di Kobani.
Media Belgia melaporkan bahwa nama Abaaoud muncul di beberapa file kepolisian bersama Ibrahim Abdeslam, salah satu pelaku bom bunuh diri di Paris. (The Telegraph)