Pascatragedi Paris: Dunia Berkabung dan Keamanan Sejumlah Negara Diperketat
Setelah terjadinya insiden di Perancis, dunia menunjukkan solidaritasnya turut berkabung atas tragedi yang menewaskan 129 orang itu.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Setelah tnsiden di Perancis, dunia menunjukkan solidaritasnya turut berkabung atas tragedi yang menewaskan 129 orang itu.
Selain itu, kewaspadaan pun ditingkatkan dimana para pemimpin negara mulai memperketat pengamanan di wilayah perbatasan negaranya dan sejumlah lokasi publik.
Dikatakan Reuters, seluruh pemimpin dari Eropa hingga Timur Tengah mewakili warga negaranya mengungkapkan rasa berkabung dan solidaritas kepada Perancis.
"Serangan ini tak hanya menyerang Paris atau orang Perancis, tetapi juga menyerang nilai kemanusiaan, yang secara universal kita junjung bersama," kata Obama.
Tak hanya pimpinan negara, warga negara lain pun turut mengekspresikan rasa berkabungnya lewat upacara penyalaan lilin, mengheningkan cipta, dan pengibaran bendera Perancis.
Seperti yang dilakukan sekitar 30 orang yang berkumpul di luar Islamic Center of America, Michigan, Amerika Serikat ikut berkabung atas serangan di Paris dan pemboman di Lebanon.
"Saya ingin mengajak semua orang untuk melihat lebih jauh lagi terhadap Islam dan soal Islam, sebelum menghakimi dan bilang, 'itu adalah serangan dari muslim'," ungkap Nisreen Salame, satu dari peserta penyalaan lilin di Islamic Center itu.
Solidaritas untuk Perancis juga ditunjukkan melalui bangunan atau monumen ikonik beberapa negara, seperti London Eye di Inggris, menara Taipei 101 di Taiwan, gedung WTC di AS, patung Kristus Penebus di Brasil, dan lainnya.
Namun, tidak hanya berkabung, pengamanan di negara-negara Barat dan Eropa semakin ditingkatkan, termasuk Inggris, Belgia, Swiss, Jerman, Italia, AS,dan Belanda.
Hal ini mengingat serangan terjadi di sebuah negara Eropa dan dilakukan beberapa pelaku yang ternyata merupakan imigran dari Suriah, imigran yang tengah membanjiri Eropa.
Tragedi Paris juga membuat negara-negara Uni Eropa berpikir ulang untuk menerima pengungsi, terutama dari Suriah, seperti Polandia dan Jerman. (Reuters/The Guardian)