Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cambridge Merancang Smart City Lewat Kereta Angin

Cambridge, kota di timur London sudah memulai revitalisasi penggunaan sepeda sebagai transportasi masa depan yang menyehatkan.

Editor: Y Gustaman
Tribun Timur/Thamzil Thahir
Larangan memarkirkan sepeda di University of Cambridge, Inggris.
Tribun Timur/Thamzil Thahir
Cambridge memiliki alat yang dapat mengukur jumlah sepeda yang berseliweran di jalan raya baik harian sampai tahunan.
Tribun Timur/Thamzil Thahir
Parkir khusus sepeda mudah dijumpai di setiap sudut Cambridge, Inggris, lengkap dengan selang angin.
Tribun Timur/Thamzil Thahir
Kampanye bersepeda yang dikeluarkan Dewan Kota Cambridge, Inggris, berlaku untuk warga dan pendatang musiman.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Thamzil Thahir

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Cambridge punya cara berbeda membangun peradaban baru sejak otoritas kotanya, Cambridge City Council, memulai revitalisasi penggunaan kereta angin.

Di kota berjarak sekitar 83 kilometer sebelah timur London ini, sepeda tak sekadar mewakili gaya hidup personal, tapi sudah diatur di dalam kebijakan politik anggaran, dan inilah moda transportasi masa depan yang menyehatkan.

Sejak 2007 lampu lalu lintas, rambu dan marka jalan tidak lagi diperuntukkan bagi mobil, bus dan transportasi umum lainnya yang berseliweran di jalan raya.

Setidaknya dari enam marka dan rambu tentang sepeda, hanya satu yang berbentuk larangan: No Cycling.

Termasuk kota awal di dunia yang meratifikasi kesepakatan desain kota masa depan dari Uni Eropa (2007-2013), Cambridge memang memberi ruang kebijakan besar untuk kelanjutan kereta angin sebagai moda transportasi utama dalam kota.

Di lapangan terbesar di tengah kota Cambridge, Parkers Piece, ada tiga tugu digital yang menghitung jumlah sepeda yang melintas dalam radius enam kilometer.

Berita Rekomendasi

Hingga Rabu (25/11/2015), tugu digital itu menghitung jumlah sepeda harian, bahkan tahunan.

Setidaknya ada 1.588 sepeda yang melintas per pukul 01.23 pagi dan selama 2015 jumlah kereta angin mencapai 600 ribu, artinya jumlah sepeda tiga kali lebih banyak dari penduduk asli Cambridge.

Sensus 2013 lalu, penduduk total di kota universitas ini mencapai 210 ribu dan jumlah mahasiswa atau pelajar berpaspor internasional mencapai 37 ribu.

Ini belum termasuk pendatang musiman yang menetap cuma sebulan atau empat bulan untuk program kuliah jangan pendek.

"Kita sekarang melihat peluang belajar dua mingguan yang digabung dengan program budaya dan sosial bagi calon mahasiswa," ujar Phill, General Manager Language Studies International di 41 Tenison Road, Cambridge.

LSI menyadari tren kota masa depan di Eropa, khususnya Cambridge.

Tak mengherankan di meja informasi sekolah kursus bahasa Inggris berusia 50 tahun ini berisi informasi penyewaan sepeda harian, mingguan yang ditawarkan bagi para siswa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas