Tiga Majalah di Jepang Diburu Pembaca Gara-gara Beritakan soal Yakuza
Perpecahan kelompok mafia Jepang (yakuza) Yamaguchigumi per 1 September 2015 membuat perubahan berbagai hal di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perpecahan kelompok mafia Jepang (yakuza) Yamaguchigumi per 1 September 2015 membuat perubahan berbagai hal di Jepang.
Bukan hanya kepada kelompok yakuza tetapi juga kepada polisi dan dunia pers Jepang.
"Gara-gara Yamaguchigumi pecah jadi dua kelompok, satu lagi Kobe Yamaguchigumi (KY), memang jumlah penjualan majalah yang selalu meliput soal yakuza meningkat sekitar 20 persen nilainya, tetapi juga membuat wartawan semakin repot dan perusahaan pers semakin pusing," kata sumber Tribunnews.com, Selasa (22/12/2015).
Tiga majalah mingguan Jepang yang sering meliput yakuza adalah Flash, Asahi Geino dan kelompok Jitsuwa (Shukan Jitsuwa).
Ketiganya bukan hanya meliput kelompok yakuza tetapi memang majalah lelaki, yang juga banyak menyajikan soal seks, foto porno bahkan tidak disensor (namun disegel, dibuka sendiri oleh pembeli nantinya).
Ketiganya terutama Jitsuwa memang seringkali akhir-akhir ini laris di tempat penjualan karena ternyata masyarakat Jepang juga haus akan informasi dunia belakang layar, dunia hitam, dunia sebenarnya masyarakat Jepang di balik keindahan dan kehalusan serta kesopansantunan selama ini yang banyak diketahui orang.
Selain jumlah penjualan meningkat 20 persen, wartawan yang sering meliput yakuza pun semakin pusing karena harus terpecah dua, satu memperhatikan Yamaguchigumi dan satu lagi kepada KY.
Dana pun semakin besar dikeluarkan karena saat ini ketegangan masih terjadi antara keduanya. Apapun informasi yang menarik dari pihak kepolisian, langsung wartawan meluncur ke Osaka atau Kobe ke markas Yakuza tersebut untuk meliput semua kegiatan termasuk ke makam (kuburan) para pendahulu yakuza. seperti makam Ketua Yamaguchigumi generasi ke-5, Yoshinori Watanabe yang banyak pengikutnya dan dihormati sampai dengan detik ini.
"Memang penghasilan bertambah, tetapi pengeluaran juga bertambah karena kelompok terpecah dua dan banyak kegiatan serta ketegangan dilakukan mereka sehingga harus ke sana ke mari ke jarak yang jauh sekali pun," tambah sumber itu lagi.
Bukan hanya itu saja, kegiatan malam pun harus mau diikuti apabila mau dekat dengan para pimpinan yakuza. Misalnya ke bar, club dan sebagainya yang justru mengeluarkan banyak dana untuk kegiatan malam tersebut.
Saat ini ketegangan kedua kelompok masih terasa, sehingga wartawan pun ikut serta dengan polisi 'Siaga Satu' memonitor setiap gerak para pimpinan Yakuza khususnya kedua kelompok yang pecah tersebut.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.