Warga Kanada Korban Bom Sarinah Sangat Mencintai Indonesia
Tahar menjadi satu warga negara asing yang tewas akibat serangan teror di Sarinah
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MONTREAL - Kematian seorang pria Kanada bernama Tahar Amer-Ouali seperti menjadi seorang ironi.
Pasalnya, pria yang mengaku sangat mencintai Indonesia itu harus berakhir nyawanya di negara yang dicintainya itu.
Tahar menjadi satu warga negara asing yang tewas akibat serangan teror di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Pria berusia 70 tahun itu dikatakan merupakan seorang ahli di bidang pendengaran manusia, yang cukup lama menggeluti bisnis alat bantu dengar.
Dikutip dari The Globe and the Mail, Tahar merupakan seorang ayah beranak lima yang juga sudah memiliki beberapa cucu.
Tahar pindah dari Algeria ke Kanada sekitar 1980-an dan mulai membuka klinik pendengaran di Montreal, Kanada.
Kesuksesan Tahar kemudian membuat pria itu menggiati hobi panjat gunung dan pelesir, serta melepas bisnis alat bantu dengar ke anaknya.
Satu yang menjadi destinasi favoritnya untuk berwisata adalah Indonesia, yang kerap dikunjunginya sejak 2011.
Bahkan, di Indonesia, Tahar dikatakan sempat memiliki kekasih, yang darinya Tahar memperoleh seorang putri bernama Bushido Bintari.
"Ia (Tahar) sangat mencintai Indonesia. Saking cintanya, ia ingin menghabiskan sisa waktunya di sana," cerita Bushido.
Namun, nyawa Tahar justru direnggut di negara kecintaannya itu, saat dalam perjalanan ke Starbucks, memesan double espresso yang menjadi minuman pelengkap rutinitasnya.
Mengenang sang ayah, Bushido mengatakan Tahar telah mengajarinya banyak hal, yang menurutnya tak akan tergantikan dan terlupakan.
Tahar tewas dalam insiden pemboman dan penembakan yang terjadi di dekat kedai kopi Starbucks di MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Saat itu ia sedang bersama saudaranya yang datang dari Algeria, Mourad Amer-Ouali, yang mengalami cedera akibat insiden tersebut.
Sebelumnya diberitakan bahwa tujuh jenazah korban tragedi bom Sarinah sampai di RS Polri Kramat Jati pada Kamis (14/1/2016), pukul 13.45 WIB.
Satu di antara tujuh jenazah yang dibawa adalah warga negara Kanada. (The Globe and Mail/Canada Journal)