Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang Diperkirakan Mengundurkan Diri Setelah 4 Februari

Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang, Akira Amari (66) diperkirakan setelah 4 Februari 2016 akan mengundurkan diri.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang Diperkirakan Mengundurkan Diri Setelah 4 Februari
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang Akira Amari 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang, Akira Amari (66) diperkirakan setelah 4 Februari 2016 akan mengundurkan diri. Meski Kamis (21/1/2016) kemarin dia menyatakan tidak akan mengundurkan diri.

"Dia menteri hebat sebenarnya, kepercayaan penuh dari Perdana Menteri Jepang. Tanggal 4 Februari harus menghadiri penandatanganan perjanjian Trans Pacific Economic Partnership (TPP) di Selandia Baru," kata sumber Tribunnews.com, Jumat (22/1/2016).

Setelah acara tersebut, karena Amari yang menguasai TPP selama ini, diperkirakan dia akan mengundurkan diri sebagai bagian pertanggungjawabannya atas skandal uang yang diterimanya jutaan yen dari perusahaan konstruksi yang ada di Perfektur Chiba.

Majalah Mingguan Shukan Bunshun, terbitan Kamis (21/1/2016) memberitakan Amari menerima uang tunai 12 juta yen dari sebuah perusahaan konstruksi yang bermarmas di Shiroi, Perfektur Chiba.

Dalam kesaksiannya kemarin Amari mengakui bertemu dengan perusahaan tersebut tetapi mengaku tidak ingat kapan.

Lalu pertanyaan dari anggota parlemen apakah terima uang tunai atau tidak, dengan diplomatis Amari menyatakan akan menyelidiki kasus ini sampai detil dulu.

Berita Rekomendasi

Menerima dana politik dari siapa pun merupakan pelanggaran UU Pengawasan Dana Politik apabila tidak dilaporkan dalam selambatnya 48 jam ke pihak yang berwenang.

Amari tidak melaporkan penerimaan uang tersebut.

Majalah tersebut juga menuliskan Amari menerima langsung uang satu juta yen tunai dari perusahaan konstruksi tersebut dalam dua kali pertemuan yaitu 14 November 2013 dan 1 Februari 2014.

Saat itu dia hanya bertemu berdua saja dengan presiden dari perusahaan tersebut.

Seorang pekerja perusahaan tersebut, Takeshi Isshiki mengunjungi kantor Amari tahun 2013 dengan harapan sekretaris Amari dapat membantu menyelesaikan konflik antara perusahaan tersebut dengan pihak Perumnas Jepang yaitu Urban Renaissance Agency (UR) terkait proyek pengembangan kembali daerah tertentu di Jepang.

November 2013 Isshiki bertemu dengan Amari di kantornya dan memberikan uang tunai 500.000 yen sebagai ucapan terima kasih bersama makanan tradisional Jepang yokan (seperti agar-agar kacang merah).

Setelah masalah dengan pihak UR selesai, Isshiki memberikan lagi 5 juta yen kepada sekretaris Amari.

Isshiki melaporkan semua hal termasuk data dan rekaman suaranya kepada Shukan Bunshun, serta bukti tanda terima uang tersebut.

Menurut Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kemarin, Amari akan menghadiri World Economic Forum di Davos, Switzerland, mulai Jumat ini sampai dengan Minggu.

Setelah masalah selesai dengan pihak UR, Isshiki mulai rutin menjamu sekretaris Amari dan pekerja lain dari kantor Amari.

"Saya mulai kesal setelah lama-lama mereka malah semakin terus meminta macam-macam kepada saya. Padahal kan tidak boleh demikian sebagai tanda terima kasih telah mendapat uang dan pelayanan macam-macam," ungkap Isshiki kesal memberikan alasan mengapa melaporkan hal itu kepada pers.

"Dengan munculnya skandal ini, ada dua hal besar akan muncul nantinya. Pihak oposisi akan menghantam PM Jepang tidak percaya dengan pembahasan TPP selama ini. Hal kedua adalah sulitnya partai liberal (LDP) nantinya mendapat dukungan penuh dari masyarakat saat pemilu majelis tinggi mendatang karena adanya skandal ini," tambah sumber itu lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas