Polisi Pahlawan yang Berani Berhadapan Langsung Dengan Teroris
Satu peluru lagi menembus dada dekat paru-paru juga menembus ke belakang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua peluru bersarang di perut dan tembus ke belakang.
Satu peluru lagi menembus dada dekat paru-paru juga menembus ke belakang.
Siapa pun juga berpikir pasti meninggal karena ditembak teroris kasus ledakan Sarinah Jakarta pusat kemarin dari jarak sangat dekat sekitar 40cm.
Namun polisi yang satu ini benar-benar kuat dan Tuhan masih memberikan umur panjang kepadanya.
"Saya ditembak sangat dekat sekali. Syukurlah kini sudah mulai pulih sedikit demi sedikit," papar letnan dua (Ipda) polisi Budiono khusus kepada Tribunnews.com sore ini, Rabu (10/2/2016).
Polisi pahlawan ini berhadapan langsung tanpa diduga dengan teroris yang menembaknya.
"Saat itu sudah ada ledakan saya kira pelakunya sudah kabur dan yang dekat saya itu saya kira polisi preman. Ternyata teroris dan dia pun telah ditembak polisi lain dan meninggal," papar provost Budiono tersebut lagi di rumahnya.
Polisi yang berani berjuang untuk memberantas kejahatan dengan gagah berani ini mengakui masih lemah dalam masa pemulihan saat ini.
"Tapi tak ada pantangan makanan apa pun. Makan nasi biasa bahkan juga boleh pedas kata dokter. Hanya tangan kanan saya memang masih kaku atau berat untuk digerakkan. Mungkin karena tertembus peluru bagian kanan."
Meskipun penuh dengan suka duka menghadapi teroris di lapangan, Budiono tetap ingin belajar.
"Saya lihat Jepang bagus indah dan polisi nya juga punya sistem sendiri menghadapi kejahatan. Mungkin saya bisa belajar hal-hal yang bagus dari kepolisian Jepang suatu hari nanti supaya bisa bekerja lebih baik lagi mungkin ya," harapnya.
Apabila diundang ke Jepang pun merupakan idaman nya sejak lama menyukai Jepang.
"Ya saya mah orang kecil, tak tahulah kapan bisa ke Tokyo Jepang," lanjutnya merendah.
Yang pasti Budiono akan tetap melanjutkan karyanya sebagai polisi Indonesia yang terbaik dan ikut perintah atasannya.
"Saya akan selalu patuh pada perintah atasan. Itulah yang akan saya lakukan di Kepolisian ini."
Demikian pula memberikan perlindungan kepada masyarakat tentu menjadi tugasnya yang utama sebagai polisi.