Indonesia Dukung Peningkatan Kapasitas Afganistan Melalui Pelatihan dan Pendidikan Diplomat
Dijelaskan Afghanistan merupakan salah satu negara yang menjadi prioritas bantuan kerja sama teknis Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mendukung peningkatan kapasitas di Afghanistan melalui pelatihan dan pendidikan diplomat.
Hal itu terlihat melalui penandatanganan MoU on Diplomatic Training and Education Cooperation.
Menlu RI, Retno L.P Marsudi bersama dengan Menlu Afghanistan, Salahuddin Rabbani seusai pertemuan bilateral, Minggu (6/3/2016) di sela sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ke-5 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta.
“Kerja sama ini merupakan bagian dari kontribusi Indonesia dalam mendukung peningkatan kapasitas di Afghanistan melalui pelatihan dan pendidikan diplomat” ujar Menlu RI dalam pernyataan pers bersama Menlu Pakistan.
Dijelaskan Afghanistan merupakan salah satu negara yang menjadi prioritas bantuan kerja sama teknis Indonesia.
Dijelaskan pada periode 2006 -2015, Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan 44 program peningkatan kapasitas kepada 353 peserta Afghanistan di berbagai bidang.
Antara lain pertanian, perikanan, kesehatan, pengelolaan risiko bencana, usaha kecil dan menengah (UKM), diklat diplomatik, pelatihan kepolisian, termasuk polisi perempuan, good governance, dan pemberian beasiswa.
Sementara itu Menlu Rabbani juga menyatakan apresiasi atas pendirian Indonesian Islamic Center (IIC) yang menjadi simbol persahabatan kedua negara untuk menyebarkan perdamaian.
Pada tahun 2015, Pemerintah Indonesia telah memulai pembangunan IIC di daerah Ahmad Shah Baba Mina, Kabul, Afghanistan yang diharapkan dapat mendukung proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan.
Bahkan Indonesia mendorong kerja sama akademisi Islam dan ulama kedua negara untuk mempromosikan pemahaman Islam moderat.
Kedua Menlu juga membahas mengenai rencana kerja sama kedua negara dalam penanganan isu migrasi ireguler.
Termasuk isu pencari suaka dan pengungsi dalam kerangka pertemuan Bali Regional Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Persons & Related Transnational Crime (BRMC) yang akan diselenggarakan pada tanggal 22-23 Maret 2016.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.