Pemerintah Libya Ingin Belajar Demokrasi dari Indonesia
Saya kira hal seperti ini yang tadi banyak ditanyakan oleh PM libya
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo Siang ini, Senin (7/3/2016) telah melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Libya, Fayez Al-Sarraj disela KTT Luar Biasa OKI ke-5.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di beberapa bidang, terutama di bidang Demokrasi.
"Dibidang demokrasi tadi perdana menteri menyampaikan ingin belajar dari indonesia dalam pengalaman berdemokrasi," ujar Presiden seusai pertemuan yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dirinya sudah berbicara banyak mengenai Pilpres, mengenai Pilkada Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati dan Walikota.
"Saya kira hal seperti ini yang tadi banyak ditanyakan oleh PM libya," ucap Presiden.
Selain kerjasama di bidang demokrasi, Presiden Jokowi mengatakan Pemerintah Libya juga sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang energi.
"Pertama, di bidang energi, beberapa BUMN dan swasta Indonesia sudah beroperasi di Libya dan ini akan dilanjutkan kembali setelah situasi Libya kondusif," ucap Presiden.
Di bidang konstruksi, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah Libya telah membuka diri dan Pemerintah Indonesia telah menyatakan siap melakukan kerjasama.
"Kemudian dibidang konstruksi juga sama, BUMN Indonesia juga siap bekerjasama bidang konstruksi dan perumahan-perumahan yang ada di Libya, karena Libya juga membuka diri untuk bekerjasama," ujar Presiden.