Ketua Umum Kowani Bicara Pemberdayaan Perempuan pada CSW ke-60 di AS
Meskipun jumlah UKM yang dimiliki wanita berkembang, lanjut Giwo, tapi masih ada tantangan dalam membangun.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AS - Usaha kecil dan menengah yang dimiliki atau dikelola oleh wanita telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi keluarga, masyarakat dan ekonomi, serta memiliki dampak yang luar biasa pada pengurangan kemiskinan.
Demikian dikemukakan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Giwo Rubianto Wiyogo ketika memberikan sambutan pada Comission on the Status of Women (CSW) ke-60 di New York AS. Pada kesempatan itu, Giwo membahas topkik tentang 'Peran UKM dalam Pemberdayaan Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan'.
Hadir Wakil Ketua DPD RI Kanjeng Ratu Hemas, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof. Dr. Yohana Yembise dan Duta Besar RI Bapak Budi Bowoleksono.
Menurut Giwo, pelaku UKM di Indonesia telah memberikan kontribusi lebih dari setengah PDB dan menyerap lebih dari 90% dari angkatan kerja dimana pelaku UMKM wanita adalah sekitar 60% persen, dan terus meningkat 8% per tahun. "Ini berarti, pertumbuhan ekonomi akan secara signifikan berdampak di masa depan dengan kemampuan perempuan yang dimiliki perusahaan untuk tumbuh dan berkembang," kata Giwo.
Meskipun jumlah UKM yang dimiliki wanita berkembang, lanjut Giwo, tapi masih ada tantangan dalam membangun, memperluas potensi wanita, disinilah misi Kowani yitu untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan tersebut dan menjembatani untuk menjadi tumbuh lebih baik dan untuk menemukan solusi.
"Begitu banyak hal yang dihadapi di negara berkembang seperti tekanan ekonomi, kebijakan pemerintah, latar belakang budaya sosiokultural dan kondisi dalam negeri. Ketidaksetaraan jender membuat mereka semua lebih buruk terutama memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara," ujarnya.
Di Kowani, lanjut Giwo, salah satu cara solusi adalah melalui pelatihan AMT (achievement Motivation Training) karena masih banyak perempuan yang memiliki kekurangan kepercayaan diri terutama di daerah terpencil. Budaya tradisional dan keyakinan membuat wanita hanya tinggal di rumah, sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga.
"Misi Kowani adalah untuk membantu mereka meningkatkan, mengembangkan pengetahuan mereka untuk menjadi wanita bisnis yang kuat, pengusaha yang baik untuk dapat memberikan kontribusi terhadap keluarga dan komunitas mereka yaitu dengan memperbaiki kondisi perempuan dari tidak memiliki bisnis untuk menjadi pengusaha, membentuk wanita bisnis profesional menjadi pebisnis profesional dengan pengetahuan dan dari pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Kowani dengan badan pemerintah telah menciptakan jaringan dalam pelaksanaan Pelatihan AMT di seluruh bangsa," ujarnya.
Kurangnya kesempatan pendidikan dan pelatihan, khususnya di daerah pedesaan adalah tantangan besar lainnya. Dimana pentingnya pendidikan dan pengembangan keterampilan dalam menghasilkan lebih banyak kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pengusaha sukses tidak dapat diremehkan.
"Salah satu peran utama Kowani adalah untuk membuat koneksi dan mengembangkan hubungan kolaboratif, baik di sektor publik dan swasta, dalam rangka memberikan pelatihan, serta memfasilitasi forum diskusi dengan organisasi dan komunitas pada topik seperti kewirausahaan dan manajemen bisnis,' kata Giwo.
Dikatakan, industri kreatif telah menjadi bagian penting dari ekonomi global. Indonesia dengan keragaman budaya yang kaya adalah tempat yang sempurna untuk Industri Kreatif untuk berkembang.
"Salah satu kontribusi nyata Kowani adalah Selama 15 tahun terakhir Kowani telah menggelar acara 'Kowani Fair' untuk mempromosikan industri kreatif dan menciptakan jalur komunikasi antara produsen, penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi terus. Dengan cara ini, Kowani menjadi 'jembatan' yang menghubungkan perempuan, bagi para prodesen, pembeli, dan penjual sehingga terjadinya transaksi yang saling menguntungkan," katanya.
Lanjut Giwo, banyak peluang bagi kewirausahaan perempuan untuk mengeksplorasi berbagai jenis bisnis. Kerjasama antara Kowani, badan-badan pemerintah dan industri swasta dan perusahaan untuk lebih mendorong dan melibatkan perempuan untuk menjadi pengusaha yang baik di sektor UKM.
"Iklim usaha yang kondusif juga bisa didukung oleh ICT. Pendidikan dan pelatihan dapat berjalan sesuai untuk mencapai wanita yang berpendidikan dan sukses Kowani saat ini melobi "Women as an economic driver" bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dan bersinergi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini, serta departemen pemerintah lainnya, seperti Departemen Sosial, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk lebih mendorong dan memberdayakan perempuan di sektor UKM khususnya di bidang industri kreatif," ujar Giwo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.