Sejumlah Mahasiswa Timor Leste Berunjuk Rasa di Depan Kedutaan Australia
Demonstrasi yang berlangsung pada Kamis (24/3/2016) siang, menuntut Australia keluar dari kawasan laut Timor Leste.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah mahasiswa asal Timor Leste yang menamakan diri Keustil Klibur Estudiante Timor Leste melakukan demonstrasi di depan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia.
Demonstrasi yang berlangsung pada Kamis (24/3/2016) siang, menuntut Australia keluar dari kawasan laut Timor Leste.
Koordinator aksi, Nelson Pereira, menyebutkan saat ini Australia telah melanggar hukum internasional karena tindakannya yang mengekploitasi minyak di kawasan perairan Timor Leste.
"Kami menuntut Australia pergi dari batas maritim Timor Leste," kata Nelson di depan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Menurutnya, perjanjian pengelolaan bersama Celah Timor yang disepakati Indonesia dan Australia pada 1989 seharusnya telah berakhir. Pasalnya, sejak 1999 Timor Leste telah memisahkan diri dari Indonesia.
Ladang minyak Laminaria-Corallina yang kini dikelola Woodside Australian Petroleum, sebut Nelson, telah menghasilkan lebih dari US$ 900 juta kepada negeri Kangguru.
"Ladang minyak itu hampir habis, sedangkan rakyat Timor Leste tidak mendapat apa-apa," katanya.
Nelson turut menuntut Australia membuktikan janjinya membantu negara tetangganya di kawasan Pasifik.
"Buktikan bahwa Australia ingin membantu negara yang lebih kecil di Pasifik tanpa syarat dan tidak membodohi," sebut Nelson.