Beratnya Persyaratan Menjadi Tenaga Sukarelawan Jepang
Di Jepang tidak bisa sembarangan menjadi tenaga sukarela atau volunteer. Sudah ada standar ketentuan yang mengatur termasuk mulai dari pendaftaran.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Di Jepang tidak bisa sembarangan menjadi tenaga sukarela atau volunteer. Sudah ada standar ketentuan yang mengatur termasuk mulai dari pendaftaran.
Hal ini sering tak diketahui orang asing sehingga muncul salah pengertian dan menganggap Jepang sombong dan citra negatif lain.
Menurut Dewan Kesejahteraan Sosial Jepang, setidaknya ada sepuluh standar fisik yang harus diperhatikan para tenaga sukarelawan.
Tenaga sukarelawan harus mempelajari dulu dengan baik, mengerti dan memahami lokasi yang akan dituju, tak bisa asal terjun ke lokasi.
Tempat tinggal harus dipastikan dulu, jangan malah merepotkan atau menyusahkan para korban bencana alam itu sendiri.
Makanan bagi dirinya juga harus diperhitungkan dan dipersiapkan sendiri, jangan sampai malah menyusahkan orang lain nantinya.
Tentu saja asuransi harus di-cover sendiri, karena bukan tidak mungkin tenaga sukarelawan sendiri malahan akan jadi korban di lokasi bencana nasional. Misalnya tak sengaja menginjak paku sehingga terluka dan cacat.
Di tempat memberikan bantuan sebaiknya jangan sendiri, tetapi bersama-sama dengan tenaga sukarela lain sehingga bisa saling monitor satu sama lain.
Yang keenam, tentu saja semua tenaga sukarelawan harus tercatat dengan baik di tim penanggulangan bencana alam setempat yang mengkoordinir para tenaga sukarela tersebut.
Kemudian diharapkan jangan melakukan sesuatu yang berbahaya. Lakukan hanya untuk kegiatan yang aman, kalau ada apa-apa dihadapi dianggap bahaya segera menjauh atau laporkan kepada senior yang ada.
Penting diperhatikan jangan memaksakan diri. Kalau memang sudah sangat lelah sebaiknya istirahat dulu.
Kepada para korban gempa bumi atau bencana alam justru jangan menyebutkan "Gambatte" atau 'Semangat'. Bencana alam bukanlah sebuah perlombaan, tetapi kejadian alam tak terduga yang menjadikan kesengsaraan mendadak bagi semua orang yang menjadi korban.
Akhirnya nasehat kesepuluh adalah berhemat segala sesuatunya di lokasi bencana alam. Jangan boros karena kita belum tahu bencana alam tersebut sampai kapan akan berakhir.