Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang melanda Kumamoto 14 April lalu berdmapak kerugian bagi Jepang termasuk penghentian operasional pabrik yang ada di Kumamoto selama beberapa hari.

"Gempa bumi di Kummamoto lebih besar dari pada gempa bumi di Ojiya Perfektur Niigata tanggal 23 Oktober 2004," kata sumber Tribunnews.com di pemerintahan Jepang.

Gempa Niigata dengan kekuatan 6,9 SR tersebut (Niigata Chuetsu Jishin) mengakibatkan 40 orang meninggal dunia.

Namun gempa bumi di Kumamoto kali ini sedikitnya 49 orang meninggal dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat karena masih ada beberapa orang yang belum ditemukan.

Hingga kini petugas dari tim penanggulangan bencana alam nasional dan daerah Kumamoto masih terus melakukan pencarian korban.

"Oleh karena itu kami perkirakan nilai kerugian gempa Kumamoto kali ini akan lebih besar dari nilai kerugian gempa bumi Niigata yang saat itu mencapai 56,4 miliar yen diganti pihak asuransi, sesuai perhitungan standar finansial internasional Jepang (IFRS)," kata sumber tersebut.

Sedangkan nilai kerugian gempa bumi Tohoku yang sekaligus bersamaan dengan tsunami serta ledakan nuklir di Fukushima, nilai kerugiannya mencapai sekitar 23,5 triliun yen menurut perkiraan dari Bank Dunia (World Bank).

Jumlah korban yang meninggal per 10 Februari 2016 untuk gempa dan tsunami Tohoku 11 Maret 2011 tercatat kini 15.894 orang sesuai catatan dari Badan Kepolisian Nasional Jepang.

"Kalau dilihat perbandingan keduanya dan melihat situasi kondisi saat ini di Kumamoto dan sekitarnya, diperkirakan nilai kerugian gempa bumi ini sekitar 90 hingga 100 miliar yen," tambahnya lagi.