Polisi Jepang Kebingungan Hadapi Klub Waria, Pengadilan Putuskan Memindahkan Lokasi
Sebuah klub malam untuk para waria dengan tamu umumnya para lelaki akhirnya diputuskan pengadilan untuk pindah tempat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah klub malam untuk para waria dengan tamu umumnya para lelaki akhirnya diputuskan pengadilan untuk pindah tempat.
Sebelumnya polisi Jepang kebingungan menghadapi tingkah laku klub tersebut.
"Pengadilan Negeri Yokohama Jumat (22/4/2016) pekan lalu telah memutuskan untuk mengusir sebuah klub waria di Yokohama memenuhi permintaan masyarakat sekitarnya," kata sumber Tribunnews.com, Selasa (26/4/2016).
Kelompok masyarakat sekitar klub Hatsuki yang ada dekat stasiun kereta Yokohama, bulan Februari 2016 lalu sudah tak sabar lagi mengadukan kelakuan klub tersebut dalam penggunaan tempat mereka di sebuah gedung yang juga dihuni anggota masyarakat lain.
Klub dibuka Maret 2012 dengan jenis klub "New Half Health" atau klub seks para waria, dengan tamu para lelaki.
Komplain yang muncul dari masyarakat setempat terutama yang tinggal di satu gedung, karyawan waria dan para tamu menggunakan elevator yang sama dengan penghuni tempat tinggal di gedung yang sama.
"Jelas menjijikkan bagi kami yang tinggal di sini," ungkap seorang wanita berusia 56 tahun, penghuni gedung yang sama.
Pengacara komunitas yang mengklaim ke pengadilan pun mengomentari ada kemungkinan klub tersebut dilakukan atau dilatar belakangi atau ada kaitan dengan mafia Jepang (yakuza).
Sebelum mengajukan kasus ke pengadilan, kelompok masyarakat ini juga telah konsultasi dengan polisi di kantor polisi Tobe dekat lokasi kasus tersebut.
Namun karena kasus ini menyangkut jenis seks yang sama khususnya bisnis lelaki dan lelaki, polisi tidak bisa mengambil aksi karena dianggap membingungkan dan tidak tercantum kepada UU Hiburan Dewasa yang umumnya menyangkut soal wanita bukan lelaki.
Oleh karena itu masyarakat setempat berusaha untuk mencoba mengubah memodifikasi perundangan tersebut. Namun hal ini diperkirakan banyak pengamat di Jepang merupakan hal yang sangat sulit karena menyangkut banyak hal.
"Kalau sudah menyangkut peraturan pengubahan perundangan mengenai jenis kelamin ini sangat sensitif dan bisa menyinggung nilai-nilai diskriminasi sehingga tampak sangat sulit melakukan perubahan," kata Yoshikazu Nagai, professor sosiologi Universitas Kansai.
Sementara itu, dari hasil keputusan pengadilan akhirnya klub tersebut mengumumkan tanggal 23 April 2016 bahwa Hanatsuki akan pindah tempat ke lokasi lain bulan Mei mendatang.
Tarif klub ini rata-rata 10.000 yen per 40 menit. Menu klub berbagai macam yang semuanya terkait seks, mulai ciuman (deep-kiss) sampai pelayanan seks lainnya, sehingga tamu yang ke sana biasanya habis sekitar 50.000 yen per orang.
Info lengkap yakuza bisa dibaca lengkap di www.yakuza.in.