Satelit Jepang Gagal Beroperasi Penuh, Dirut JAXA Minta Maaf
Peluncuran berikutnya dari satelit yang sama dijadwalkan pada tahun 2028
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala Badan Antariksa Jepang (JAXA), Saku Tsuneta minta maaf sebesar-besarnya atas kegagalan operasi satelitnya hari ini, Kamis (28/4/2016) jam 15 waktu Jepang.
"Kami minta maaf sedalamnya atas kegagalan satelit berteknologi ultra-high Hitomi," ujar Tsuneta saat jumpa pers siang ini.
Satelit dengan nilai sedikitnya 31 miliar yen tersebut diluncurkan untuk mempelajari lubang hitam dan cluster galaksi ruang angkasa (Black Hole) dan ternyata gagal beroperasi penuh karena kurangnya daya baterai.
Perangkat yang dikembangkan dalam kerjasama antara JAXA, NASA dan kelompok ahli satelit Jepang mengetahui adanya masalah pada akhir bulan Maret lalu.
"Kami menyimpulkan bahwa satelit berada dalam keadaan di mana fungsinya tidak diharapkan dipulihkan 100%," katanya lagi.
Kemungkinan besar panel surya, yang merupakan sumber daya baterai satelit, terpisah dari perangkatnya.
Peluncuran berikutnya dari satelit yang sama dijadwalkan pada tahun 2028 oleh European Space Agency.
Tsuneta mengakui kegagalan ini bukan hanya sangat mengecewakan dirinya dan kalangan di Jepang, tetapi juga astronom luar negeri juga yang mengulurkan harapan tinggi untuk keberhasilannya, juga diperkirakan akan kecewa pula.
Satelit tersebut diluncurkan oleh Roket H-IIA dari Tanegashima Space Center di selatan Jepang.
Takanori Matsui, Direktur Chiba Institute of Technology, khususnya pusat penelitian eksplorasi planet dalam pembangunan ruang mengatakan, "Apabila kesalahan pada pemrograman, ini masalah sangat serius. Kegagalan kali ini bukan hal sepele han harus diselidiki dengan sangat serius penyebabnya," ujarnya.