Fenomena Gippeumjo, Kelompok Wanita Penghibur Pemerintah Korea Utara
Fenomena Gippeumjo alias kelompok wanita penghibur yang dibentuk pemimpin Korea Utara (Korut), sempat dihebohkan media asing.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena Gippeumjo alias kelompok wanita penghibur yang dibentuk pemimpin Korea Utara (Korut), sempat dihebohkan media asing.
Disebut juga sebagai 'Pleasure Squad', kelompok itu dibentuk untuk melayani secara seksual atau hiburan di kalangan elite pemerintahan Korut.
Eksistensi kelompok itu pertama kali dibeberkan surat kabar Korea Selatan, Chosun Ilbo, dan diikuti pemberitaan sejumlah media asing lain.
Awalnya nyaris tidak ada yang mengetahui soal Gippeumjo, sebelum akhirnya sejumlah testimoni dari beberapa perempuan Korut yang menjadi korban.
Diduga awalnya Gippeumjo dibentuk pada 1978, saat pemerintahan ayahnya, Kim Il Sung untuk kebutuhan hiburannya.
Gippeumjo kemudian terus dipertahankan sampai akhir pemerintahan putranya, Kim Jong Il yang meninggal dunia pada 2011.
Kelompok wanita penghibur itu kemudian dibubarkan pimpinan Korut terkini dan putra dari Kim Jong Il, Kim Jong Un, usai kematian sang ayah.
Menurut seorang profesor di Jepang, Toshimitsu Shigemura, pembubaran itu dikarenakan Kim ingin menjaga kerahasiaan pemerintahannya.
Namun, pada April 2015, digemborkan Kim membentuk kembali kelompok tersebut yang lagi-lagi untuk kebutuhan hiburan.
Remaja-remaja perawan jadi pilihan
Secara umum, Gippeumjo terdiri dari dua ribu perempuan yang diantaranya ada juga remaja-remaja seusia 13 tahun yang masih perawan.
Para remaja tersebut dipilih secara acak oleh tentara-tentara Korut yang terkadang diambil langsung dari sekolahnya.
Remaja-remaja yang terpilih kemudian diperiksa secara teliti rekam kesehatannya dan rutin dicek ulang untuk memastikan keperawanan mereka.