TNI Siagakan 3 Fregat, 2 Sea Rider dan Plus Seribu Lebih di Natuna
"Itu (ibaratnya) adalah pintu depan rumah kita, kalau orang teriak maling ya terang saja maling, orang tidak dijaga, jadi kita intropeksi dulu."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Di perairan Natuna kedaulatan Indonesia kerap dilanggar oleh kapal-kapal asing, termasuk oleh kapal nelayan asing yang melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku maklum di wilayah Natuna pelanggaran kerap terjadi, salah satunya adalah karena pengamanan yang kurang dari pemerintah.
"Itu (ibaratnya) adalah pintu depan rumah kita, kalau orang teriak maling ya terang saja maling, orang tidak dijaga, jadi kita intropeksi dulu," kata Menhan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
Untuk mengamankan wilayah perbatasan di wilayah itu, menurutnya jumlah personil TNI yang ditempatkan di wilayah tersebut akan ditingkatkan. Kara dia satu kompi Marinir TNI AD, satu kompi Paskhas TNI AU dan satu batalyon satuan dari AD akan ditemptkan di Natuna. Total anggota TNI yang disiapkan, lebih dari seribu orang.
Tiga unit kapal Fregat serta satu unit kapal patroli cepat Sea Rider juga akan ditempatkan di wilayah tersebut. Landasan Udara (Lanud) di pulau Natuna juga akan dibenahi, karena pesawat TNI AU juga akan ditempatkan.
"Saya akan siapkan satu pesawat udara, landasannya diperbaiki dulu, karena landasan komersil dan tempur beda," ujarnya.
Memhan menambahkan bahwa radar produksi terbaru juga akan dipasang di Natuna untuk memantau, serta satu unit drone atau pesawat tanpa awak.
Anggaran yang disiapkan adalah sekitar Rp 500 sampai 600 miliar. Saat ini proses peningkatan pertahanan di Natuna sudah berlangsung secara bertahap.
"Nanti dua atau tiga bulan lagi saya cek," jelasnya.